BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Konsep Dasar Manajemen
2.1.1                
Pengertian
Manajemen
Manajemen seringkali didengar
baik dalam suatu organisasi perusahaan maupun dalam kehidupan kita sehari-hari.
Jika kita membuka kamus Bahasa Inggris kata “Manajemen (Management) “ berarti
mengelola atau mengatur. Apa yang dikelola dan bagaimana mengaturnya, dapat
dilihat beberapa pengertian manajemen di bawah ini menurut para ahli antara
lain :
ü 
Chuck Williams (2001)
 Manajemen adalah menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Jadi seorang manajer bukanlah mengerjakan semua pekerjaan sendiri. Dia
bekerja melalui orang-orang yang memiliki kemampuan-kemampuan teknis di
lapangan, tanpa mengerjakan teknisnya (walaupun bukan berarti seorang manajer
tidak memiliki kemampuan teknis).
ü 
Murti Sumarni dan John Soeprihanto (1995)
 Manajemen merupakan suatu proses yang terdiri atas
kegiatan-kegiatan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber
daya yang lain. Pemanfaatan sumber daya-sumber daya lain dalam perusahaan
meliputi sumber daya bahan baku produksi, sumber keuangan, mesin-mesin, dan
cara yang digunakan dalam pemanfaatan yang efisien dan efektif.
ü 
Mary Parker Follet
Manajemen merupakan seni (art)
dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
ü 
James AF Stoner
Manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
ü 
Karthryn M. Bartol dan David C. Marten
Manajemen adalah proses untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan-kegiatan dari empat
fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing),
memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling)
ü 
GR Terry 
Manajemen merupakan sebuah
proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan: Perencanaan,
Pengorganisasian, Penggiatan dan Pengawasan yang dilakukan untuk menentukan
serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
ü 
McFarland (1979)
Mengemukakan tiga pengertian manajemen
yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
1. Proses-proses pengorganisasian; yakni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penggiatan dan pengevaluasian.
2. Kata manajemen juga dapat berarti kelompok orang yang bertanggungjawab dalam menjalankan sebuah organisasi.
3. Kata manajemen juga merupakan sebuah ilmu atau seni untuk mengatur orang lain
1. Proses-proses pengorganisasian; yakni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penggiatan dan pengevaluasian.
2. Kata manajemen juga dapat berarti kelompok orang yang bertanggungjawab dalam menjalankan sebuah organisasi.
3. Kata manajemen juga merupakan sebuah ilmu atau seni untuk mengatur orang lain
2.1.2                
Batasan
Manajemen
Lahirnya konsep manajemen di tengah gejolak
masyarakat sebagai konsekuensi akibat tidak seimbangnya pengembangan teknis
dengan kemampuan sosial. Pada kenyataannya perkembangan ilmu manajemen sangat
terlambat jauh dibandingkan peradaban manusia di muka bumi ini yang dimulai
sejak peradaban Adam dan Hawa.
Manajemen
mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
1.     
Elemen
sifat
a.   
Manajemen
sebagai suatu seni
Yaitu
sebagai suatu keahlian, kemahiran, kemampuan, den keterampilan dalam aplikasi
ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan.
b.  
Manajemen
sebagai suatu seni
Yaitu akumulasi pengetahuan yang telah
disistematisasikan dan diorganisasikan untuk mencapai kebenaran umum ( general
purpose ).
2.     
Elemen
fungsi
a.      
Perencanaan
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk
menetapkan tujuan terlebih dahulu pada suatu jangkawaktu/periode tertentu serta
tahapan atau langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan
tertentu.
b.     
Pengorganisasian
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan dalam
pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaiakn oleh angota kelompok
pekerjaan.
c.      
Pengarahan
Yaitu rangkaian kegiatan untuk memberi petunjuk
atau instruksi dari atasan kepada bawahan.
d.     
Pemotivasian
Suatu proses dan rangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh seorang atasan dalam memberikan inspirasi, semangat, dan
kegairahan kerja serta dorongan kepada bawahan untuk dapat melakukan kegiatan
yang semestinya. 
3.     
Elemen
pengendalian atau pengawasan
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk
mengusahakan agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan dan tahap yang harus dilalui.
4.     
Elemen
sasaran 
a.      
Orang
( manusia )
Yaitu mereka yang telah memenuhi syarat tertentu
dan telah menjadi unsur integral dari organisasi atau badan tempat ia bekerja
sama untuk mencapai tujuan.
b.     
Mekanisme
kerja
Yaitu tatacara dan tahapan yang harus dilalui
orang yang mengadakan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan.
5.     
Elemen
tujuan 
Yaitu hasil akhir yang ingin dicapai atas suatu
pelaksanaan kegiatan. Dalam arti luas, tujuan mengandung hal seperti objectuve,
purpose, mission, deadline, standard, target, dan quota.
2.1.3                
 Filsafat Manajemen
Secara
etimologi filsafat berasal dari kata Yunani yang terdiri atas philein dan
shopia. Philein artinya cinta dan sophia artinya kebijakan. Filsafat berarti
cinta kebijakan. Filsafat berarti hasrat, kemauan, atau keungunan yang sungguh-sungguh
akan kebenaran sejati.
Jadi
pengertian filsafat secara umum sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji hakikat
segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.
Filsafat
manajemen adalah bagian terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan yang
memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan masalah manajerial.
Filsafat manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer. Filsafat
manajer juga memberikan desain sehingga seorang manajer dapat mulai berpikir.
Filsafat manajemen memberikan pemikiran dan tindakan yang menguntungkan dalam
manajemen dan membantu kepada sifatnya yang dinamis dan memberi tantangan.
Faktor-faktor
dasar dalam filsafat manajemen yang diperlukan dan memiliki hubungan satu sama
lain antara lain :
1.     
Kepentingan
umum
Dalam penyelenggaraan suatu organisasi harus
terlihat adanya cerminan deskripsi berbagai kepentingan, baik kepentingan
pemilik, manajer, para bawahan, maupun kepentingan masyarakat lingkungannya.
2.     
Tujuan
usaha
Perwujudan aktifitas yang spesifik dari
organisasi, baik organisasi yang bertujuan mencari laba maupun organisasi yang
tidak mencari laba.
3.     
Piminan
pelaksana 
Individu yang diberikan kepercayaan untuk
memimpin suatu usaha dengan menggunakan otoritas yang telah diberikan
kepadanya.
4.     
Kebijakan
Ketentuan umum yang menuntun atau menyalurkan
pemikiran menjadi pengambilan keputusan oleh bawahan, serta memberikan arah
kemana organisasi tersebut akan dikemudikan.
5.     
Fungsi
Aktivitas yang berhubungan dengan tujuan yang
akan dicapai setiap organisasi bagaimana halnya individu pasti memiliki tujuan
hidup.
6.     
Faktor
dasar
Faktor dasar meliputi faktor-faktor produksi
asli atau turunan, bsik berupa alam, tenaga, modal, serta pendukungnya yang
merupakan elemen yang harus ada dalam penyelenggaraan organisasi.
7.     
Struktur
organisasi
Saluran yang menunjukkan hubungan kerja antara
manajer dan bawahan dalam melakukan pekerjaan.
8.     
Prosedur
Tahapan tindakan yang harus ditempuh untuk
menyelesasikan suatu pekerjaan tertentu.
9.     
Moral
kerja
Kondisi mental dari individu atau kelompok yang
menentukan sikap bawahan dalam menerima pekerjaan dan mengoperasikannya dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan akhir.
2.1.4                
Ilmu
dan Seni Manajemen
Manajemen sebagai suatu ilmu adalah akumulasi
pengetahuan yang disistemasikan atau kesatuan pengetahuan  yang terorganisasi. Karakteristik pokok yang
terdapat pada pengertian ilmu itu, yaitu bersifat rasional, empiris, umum, dan
akumulatif.
a)     
Bersifat
rasional
Rasional adalah suatu sifat aktivitas berpikir
yang ditundukkan pada logika formal dalam mengikuti urutan berpikir silogisme.
b)     
Bersifat
empiris
Bersifat empiris karena kesimpulan yang diambil
harus dapat ditundukkan pada pemeriksaan atau pada verifikasinindra manusia.
c)     
Bersifat
umum
Bersifat umum artinya kebenaran yang dihasilkan
sebagai ilmu tersebut dapat diverifikasi oleh peninjau ilmiah.
d)     
Bersifat
akumulatif
Bersifat akumulatif adalah apa yang dipelajari
merupakan kelanjutan dari ilmu yang telah dikembangkan sebelumnya.
Yang
dimaksud seni disini adalah seni dalam pengertian yang lebih luas dan umum
yaitu merupakan keahlian, kemahiran, kemampuan , serta keterampilan dalam
menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumber daya manusia
dan sumber daya alam secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. 
2.1.5                
Pentingnya
Tujuan dalam Manajemen
Tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin
direalisasikan, yang menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan
kepada usaha seorang manajer. Berdasarkan pengertian di atas, minimum dapat
diambil empat elemen pokok, yaitu
1.     
Sesuuatu
yang ingin direalisasikan (goal)
2.     
Cakupan
(scope)
3.     
Ketetapan
(definiteness)
4.     
Pengarahan
(direction)
Tujuan
manajemen juga mengandung arti ketetapan (definitness)
2.1.6                
Manajemen,
Manajer dan Kepemimpinan
Manajer adalah seorang yang bertindak sebagai
perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, serta pengendali  orang dan mekanisme kerja untuk mencapai
tujuan.  Sedangkan kepemimpinan adalah
sikap dan perilaku untuk memengaruhi para bawahan agar mereka mampu bekerja
sama sehingga dapat bekerja secara efesien dan efektif. Secara singkat,
kepemimpinan adalah sifat yang harus dimiliki oleh perencana, pengorganisasi,
pengarah, pemotivasi, dan pengendali untuk memengaruhi orang dan motivasi kerja
guna mencapai tujuan. Jelaslah kiranya bahwa manajer untuk mengelola
organisasinya agar efisien dan efektif harus memiliki jiwa, sifat, perilaku,
dan karakter kepemimpinan. Manajemen 
adalah seni, ilmu, dan prosesnya, manajer adalah orangnya dan
kepemimpinan adlah jiwannya
Berikut
ini adalah spesifikasi manajemen, manajer, dan kepemimpinan    
| 
Manajemen | 
Manajer | 
Kepemimpinan | 
| 
1.     
  Seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemovasian
  dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan | 
1.      Seseorang yang bertindak sebagai perencana,
  pengorganisasi, pengarah,  pemotivasi,
  dan pengendali terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan | 
1.     
  Sikap yang harus dimiliki oleh perencana, pengorganisasi, pengarah,
  pemotivasi dan pengendali | 
| 
2.     
  Seni, ilmu, dan prosesnya | 
3.     
  Orang dan pelakunya  | 
2.      Sifat dan jiwanya | 
2.1.7                
Keterampilan
dan Peran Manajer
Manajermen memiliki kendali yang amat penting
dalam mewujudkan efektivitas organisasi. Ketika manajer tidak baik dalam
mengoperasikan pekerjaannya, maka organisasi tersebut tidak akan berhasil
mencapai tujuannya dengan baik pula. Peter F. Drucker (1976) berpendapat bahwa
prestasi seorang manajer dapat diukur berdasarkan dua konsep, yaitu efisiensi
dan efektivitas. Manajer pada seluruh hierarki organisasi harus bertindak
sebagai perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan pengendali
2.1.8                
Proses
Manajemen
Proses manajemen adalah suatu rangkaian
aktivitas yang harus dilakukan oleh seorang manajer dalam suatu organisasi.
Kajian fungsi manajer secara garis besarnya dapat dilihat dari dua arah , yaitu
fungsi manajer ke dalam organisasi dan fungsi manajer ke luar organisasi.
Fungsi
manajer  ke dalam organisasi dapat
dilihat dari dua sudut berikut:
1       
Fungsi
manajer dari sudut proses, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pemotivasian dan pengendalian.
2       
Fungsional
manajer  dari sudut spesialisasi kerja,
yaitu keuangan , ketenagakerjaan, pemasaran, pembelian, produksi, dan
sejenisnya.
Sedangkan
fungsi manajer ke luar organisasi meliputi aktivitas yang berhubungan dengan
pihak luar organisasi yaitu menyangkut masalah yuridis, keuangan,
administrative, hubungan antar manusia, dan sejenisnya.
2.2 
Pendekatan
Utama Dalam Ilmu Manajemen
2.2.1 Pendekatan
Klasik
       
Pendekatan klasik adalah studi-studi awal formal tentang manajemen yang
berfokus pada rasionalitas dan menjadikan organisasi dan pekerja berfungsi
seefisien mungkin. Dua teori utama pendekatan klasik adalah manajemen
ilmiah      ( scientific management ) dan administrasi umum ( general administrative ).
 Teori
manajemen ilmiah ( scientific management
) adalah sebuah pendekatan manajemen yang menerapkan metode-metode ilmiah dalam
rangka menemukan “satu cara terbaik” untuk melakukan sebuah pekerjaaan. Teori
ini lahir pada tahun 1911 yang diterbitkan pertama kali melalui karya Frederick
Winslow Taylor yang berjudul Principle of
Scientific Management ( Prinsip-Pinsip Manajemen Ilmiah ). Salah satu
terobosan manajemen ilmiah Taylor adalah eksperimen biji besi ( pig iron ).
Para pekerja harus bekerja memuatkan biji-biji besi kedalam kereta tambang.
Output kerja harian rata-rata mereka adalah 12,5 ton. Namun, Taylor percaya
dengan menganalisis secara ilmiah pekerjaan ini guna menemukan “satu cara
terbaik” memuat biji-biji besi kedalam kereta tambang, output itu dapat
ditingkatkan menjadi 47 atau 48 ton perhari. Setelah ia menerapkan kombinasi
berbagai prosedur, teknik kerja dan peralatan, Taylor berhasil mencapai tingkat
produktivitas yang diperkirakannya. Disamping itu. Ia menempatkan orang yang
tepat pada tiap-tap pekerjaan dan membekalinya dengan peralatan dan
perlengkapan yang sesuai, memerintah kepada sang pekerja untuk secara persis
mengikuti petunjuk dan arahan yang diberikan dan memotivasi para pekerja dengan
memberikan insentif ekonomi berupa upah harian yang jauh lebih tinggi. Dengan
memakai pendekatan yang serupa pada pekerjaan lainnya, Taylor dapat
mendefinisikan “satu cara terbaik” untuk melaksanakan setiap pekerjaan.
Prinsip-prinsip ilmiah Taylor adalah :
     
Teori
manajemen ilmiah ( scientific management
) adalah sebuah pendekatan manajemen yang menerapkan metode-metode ilmiah dalam
rangka menemukan “satu cara terbaik” untuk melakukan sebuah pekerjaaan. Teori
ini lahir pada tahun 1911 yang diterbitkan pertama kali melalui karya Frederick
Winslow Taylor yang berjudul Principle of
Scientific Management ( Prinsip-Pinsip Manajemen Ilmiah ). Salah satu
terobosan manajemen ilmiah Taylor adalah eksperimen biji besi ( pig iron ).
Para pekerja harus bekerja memuatkan biji-biji besi kedalam kereta tambang.
Output kerja harian rata-rata mereka adalah 12,5 ton. Namun, Taylor percaya
dengan menganalisis secara ilmiah pekerjaan ini guna menemukan “satu cara
terbaik” memuat biji-biji besi kedalam kereta tambang, output itu dapat
ditingkatkan menjadi 47 atau 48 ton perhari. Setelah ia menerapkan kombinasi
berbagai prosedur, teknik kerja dan peralatan, Taylor berhasil mencapai tingkat
produktivitas yang diperkirakannya. Disamping itu. Ia menempatkan orang yang
tepat pada tiap-tap pekerjaan dan membekalinya dengan peralatan dan
perlengkapan yang sesuai, memerintah kepada sang pekerja untuk secara persis
mengikuti petunjuk dan arahan yang diberikan dan memotivasi para pekerja dengan
memberikan insentif ekonomi berupa upah harian yang jauh lebih tinggi. Dengan
memakai pendekatan yang serupa pada pekerjaan lainnya, Taylor dapat
mendefinisikan “satu cara terbaik” untuk melaksanakan setiap pekerjaan.
Prinsip-prinsip ilmiah Taylor adalah : 
1.     
Mengembangkan
sebuah pendekatan ilmiah untuk tiap-tiap unsur dalam sebuah pekerjaan untuk
menggantikan metode lama yang didasarkan pada kebiasaan. 
2.     
Secara
ilmiah memiliki pkerja yang paling tepat, dan kemudian melatih, mendidik dan
membina pekerja tersebut
3.     
Bekerja
sama secara sungguh-sungguh dengan para pekerja demi memastikan bahwa mereka
menjalankan semua tugas sesuai dengan aturan-aturan kerja yang telah
dikembangkan secara ilmiah
4.     
Membagi
beban kerja dan tanggung jawab secara hampir merata diantara manajemen dan para
pekerja. Para manajer harus mengerjakan tugas-tugas yang meman lebih cocok
untuk dikerjakan oleh pihak manajemen perusahaan
Orang kedua yang mengemukakan teori ini adalah Frank dan
Lillin Gilbreth. Frank paling dikenal lewat eksperimen penyusunan batu batanya.
Dengan secara seksama menganalisis pekerjaan seorang tukang bangunan dalam
membangun sebuah tembok batu bata. Frank dapat mengurangi jumlah gerakan yang
dibutuhkan untuk menumpuk batu bata. Peneliti kedua yaitu Gilbreth yang
memanfaatkan gambar bergerak ( yaitu: film ) untuk mempelajari pergerakan
tangan dan badan manusia. Mereka menciptakan perangkat yang disebut
mikro-khonometer yang dapat merekam gerakan-gerakan seorang pekerja dan
mencatat waktu yang dihabiskan untuk setiap gerakannya. Gilbreth juga membuat
skema klasifikasi untuk menandai 17 gerakan tangan dasar ( seperti, meremas,
memegang dsb )yang dinamakan dengan Therbligs.
 Teori
Administrasi Umum ( General Administrative
) adalah sebuah pendekatan manajemen yang menitikberatkan pada menjabarkan
     
Teori
Administrasi Umum ( General Administrative
) adalah sebuah pendekatan manajemen yang menitikberatkan pada menjabarkan  
hal-hal yang dikerjakan seorang manajer dan hal-hal apa yang
disebut sebagai praktik manajemen yang baik. 
Henry Fayol menguraikan bahwa praktik manajemen merupakan
hal  yang berbeda dengan akuntansi,
keuangan, produksi, distribusi dan fungsi-fungsi bisnis umum lainnya. Ia
mengembangkan prinsip manajemen ( atran-aturan dasar manajemen yang dapat diterapkan
pada segala bentuk organisasi dan dapat diajarkan pada sekolah-sekolah ).
Beberapa prinsip yang di buat oleh Henry Fayol antara lain :
1.      Pembagian kerja 
2.      Kewenangan
3.      Disiplin 
4.      Kesatuan perintah
5.      Kesatuan arahan
6.      Penundukan kepentingan pribadi dibawah
kepentingan umum
7.      Imbalan jasa
8.      Pemusatan ( sentralisasi )
9.      Rantai scalar
10.  Keteraturan
11.  Keselayakan ( ekuitas )
12.  Kestabilan posisi dan jabatan karyawan
13.  Inisiatif
14.  Semangat kekeluargaan
        Max
Weber adalah seorang sosiolog yang mengemukakan gagasan-gagasannyanya awal
periode 1900an dan mengembangkan teori mengenai struktur otoritas dan
hubungan-hubungan kewenangan berdasarkan sebuah modal organisasi ideal yang
dinamakan birokrasi. Birokrasi adalah suatu bentuk organisasi yang dicirikan
oleh pembagian kerja yang jelas, hierarki kepemimpinan yang tegas,
arahan-arahan, dan aturan-aturan yang lugas, serta hubungan antar individu yang
tidak bersifat pribadi(alias professional). Weber mengakui bahwa “birokrasi
ideal “ ini tidaak ada di dalam dunia nyata. Namun, ia memaksudkannya hanya
sebagai sebuah landasan berpijak (model) baginya untuk berteori mengenai
bagaimana berbagai pekerjaan dilakukan di dalam kumpulan-kumpulan besar
manusia. Birokrasi, sesuai penjabaran weber, sanga mirip dengan menejement
ilmiah dalam ideologinya. Kedua model ini menekankan rasionalitas,
prekditabilitas (keterukuran dan kepastian hingga taraf tertentu),
impersonalitas (hubungan berdasarakan asas profesionalisme alih-alih kedekatan
pribadi), kecakapan teknis, dan otoriterialisme (kewenangan mutlak). Meskipun
ide-ide weber kurang praktis dibndingkan dengan apa yag ditegaskan oleh tailor,
kenyataan bahwa “bentuk ideal” yang dirumuskan weber masih dijadikan acuan oleh
banyak organisasi masa kini menjadi bukti betapa pentingnya ide-ide tersebut di
dalam ranah manajemen.
       Ciri-ciri birokrasi antara lain :
1.     
Pembagian
kerja
2.     
Hierarki
Kewenangan
3.     
Pemilihan
formal
4.     
Arahan
dan peraturan formal
5.     
Impersonalitas
6.     
Orientasi
karier
2.2.2  Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan
kuantitatif adalah sebuah pendekatan yang menerapakan teknik-teknik kuantitatif
untuk memperbaiki proses pengambilan keputsan. Pendekatan ini juga dikenal
dengan pendekatan sains manajemen ( management
science ). Pendekatan kuantitatif lahir dan berkembang dari solusi-solusi
matematika dan statistika yang diciptakan untuk memecahkan masalah-masalah
militer dalam Perang Dunia II. Pendekatan ini melibatkan penggunakan
statistika, model-model optimasi, model-model informasi, simulasi computer, dan
berbagai teknik kuantitatif lainnya dalam aktivitas-aktivitas manajemen. Model
kuantitatif pemesanan ekonomis ( economic
order quantity atau EOQ ) dapat membantu para manajer menentukan jumlah
barang persediaan ( inventory ) yang
optimal. Otal Bidang lainnya juga mengambil manfaat dari penggunaan
teknik-teknik kuantitatif adalah apa yang dikenal sebagai manajemen mutu total
( total quality management, TQM ).
Manajemen mutu total ( total quality
management, TQM ) adalah sebuah falsafah manajemen yang sepenuhnya berfokus
pada upaya-upaya perbaikan secara terus-menerus ( continous improvement ) dan kemampuan menjawab dengan cepat
berbagai kebutuhan dan harapan pelanggan.
            Banyak perusahaan pabrikan dari
berbagai industri telah menyadari arti penting manajemen mutu total dan
menerapkan banyak komponen-komponen dasar pendekatan ini. Jepang berhasil
membuktikan bahwa menjadi pabrikan berkualitas prima dan sekaligus produsen
yang termasuk berbiaya paling rendah bukanlah hal yang mustahil. Beberapa prinsip
dari manajemen mutu antara lain : 
1.     
Kepedulian
penuh pada pelanggan 
2.     
Keinginan
untuk melaksanakan perbaikan berkesinambungan 
3.     
Berfokus
pada proses
4.     
Perbaikan
mutu dalam segala hal yang dijalankan oleh organisasi
5.     
Pengukuran
yang akurat
6.     
Pemberdayaan
karyawan
   Pendekatan kuantitatif ditandai dengan
team-team riset operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri. Adapun
langkah-langkahnya antara lain : 
1.     
Perumusan
masalah
2.     
Penyusunan
suatu model matematis
3.     
Mendapatkan
penyelesaian dari model
4.     
Pengujian
model dan hasil yang didapatkan dari model penetapan dan pengawasan atas hasil
5.     
Pelaksana
hasil dalam kegiatan implementasi
Penerapan pendekatan kuantitatif
     Pendekatan
kuantitatif memberikan kontribusi langsung dalam proses pengambilan keputusan
manajemen, khususnya dalam bidang perencanaan dan pengendalian. Misalnya,
seorang manajer melakukan penyusunan anggaran, penjadwalan, pengendalian mutu,
dan pengambilan keputusan lain semacamnya, ia biasanya mengandalkan bantuan
teknik-teknik kuantitatif. Tersedianya beragam perangkat lunak pendukung telah
menjadikan teknik-teknik itu tidak lagi Nampak begitu menggentarkan bagi para
manaje, meski banyak diantara mereka masih tetap merasa jeri menggunakannya. 
2.2.3  Pendekatan
Perilaku
         Pendekatan
perilaku adalah sebuah bidang kajian ilmiah yang menelaah tindakan-tindakan (
perilaku ) orang yang bekerja disebuah organisasi. Seperti yang kita ketahui,
para manajer menyelesaikan berbagai pekerjaan dengan bekerja sama dengan
orang-orang lain. Hal ini menjelaskan mengapa sebagian peneliti memilih
mengkaji manajemen dengan melihat orang-orang di dalam organisasi. Orang yang
bekerja di sebuah organisasi dikenal sebagai perilaku organisasi (
organizational behavior).
Para pendukung awal
Organizational behavior antara lain :
1.     
Robert
Owen akhir 1700an
 Merasa
prihatin atas kondisi kerja manusia yang sangat buruk
           
Merasa
prihatin atas kondisi kerja manusia yang sangat buruk Menggagas
sebuah tempat kerja yang ideal
           
Menggagas
sebuah tempat kerja yang ideal Uang
yang dikeluarkan untuk memperbaiki kondisi buruh
           
Uang
yang dikeluarkan untuk memperbaiki kondisi buruh
2.      Hugo Munsterberg awal 1990-an
 Seorang
perintis (pionir) di bidang psikologi industri-sebuah bidang studi ilmiah
tentang bagaimana orang bekerja
           
Seorang
perintis (pionir) di bidang psikologi industri-sebuah bidang studi ilmiah
tentang bagaimana orang bekerja Menggagas
penggunaan uji-uji psikologi sebagai sarana pemilihan karyawan, konsep-konsep
teori pembelajaran untuk pelatihan karyawan, dan studi perilaku manusia untuk
memotivasi karyawan
           
Menggagas
penggunaan uji-uji psikologi sebagai sarana pemilihan karyawan, konsep-konsep
teori pembelajaran untuk pelatihan karyawan, dan studi perilaku manusia untuk
memotivasi karyawan
3.      Mary Parker Follett awal 1900-an
 Salah
satu orang pertama yang menyadari bahwa organisasi dapat dipandang dari
perspektif perilaku individu dan kelompok orang
           
Salah
satu orang pertama yang menyadari bahwa organisasi dapat dipandang dari
perspektif perilaku individu dan kelompok orang Mengumumkan
ide-ide yang lebih berorientasi pada manusia dibandingkan dengan gagasan para
pendukung manajemen ilmiah
           
Mengumumkan
ide-ide yang lebih berorientasi pada manusia dibandingkan dengan gagasan para
pendukung manajemen ilmiah Berependapat
bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok
           
Berependapat
bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok
4.      Chester Bamard
 Seorang
manajer sesungguhnya yang berpendapat bahwa organisasi adalah suatu bentuk
sistem sosial yang memerlukan kerjasama di antara manusia
           
Seorang
manajer sesungguhnya yang berpendapat bahwa organisasi adalah suatu bentuk
sistem sosial yang memerlukan kerjasama di antara manusia Berkeyakinan
bahwa tugas seorang manajer adalah berkomunikasi dengan para karyawan dan
mendorong mereka untuk mengerahkan usaha terbaik mereka
           
Berkeyakinan
bahwa tugas seorang manajer adalah berkomunikasi dengan para karyawan dan
mendorong mereka untuk mengerahkan usaha terbaik mereka Adalah
yang pertama kalinya menggagas bahwa organisasi merupakan sebuah sistem terbuka
           
Adalah
yang pertama kalinya menggagas bahwa organisasi merupakan sebuah sistem terbuka
         Penerapan
pendekatan perilaku
                        Pendekatan
perilaku telah berperan besar dalam membentuk wajah manajemen organisasi masa
kini. Mulai dari  cara manajer mendefinisikan
desain pekerjaan, hingga cara mereka bekerja dengan para karyawan atau tim-tim
karyawan hingga cara mereka berkomunikasi. Kita dapat menyaksikan adanya
berbagai unsur pendekatan perilaku. Ada banyak dari gagasan-gagasan yang
diusung oleh para pendukung awal organization behavior dan
kesimpulan-kesimpulan kajian Hawthorne telah dijadikan fondasi bagi
perkembangan teori-teori motivasi, kepemimpinan, perilaku dan pembentukan
kelompok, serta beragam pendekatan perilaku lainnya yang kita kenal saat ini.
2.2.4 Pendekatan Kontemporer
                   Berbagai unsur pendekatan-pendekatan
manajemen masa lalu masih tetap digunakan oleh para manajer masa kini, atau
setidaknya mempengaruhi mereka dalam menjalankan pekerjaan mereka. Sebagian
besar pendekatan terdahulu ini berfokus pada urusan-urusan manajer di dalam
organisasi. Dimulai pada tahun 1960-an, para peneliti ilmu manajemen mulai
mengalihkan perhatiannya ke hal-hal yang terjadi di lingkungan di luar
batas-batas organisasi. Dua pendekatan manajemen kontemporer yaitu, kesisteman
dan situsional merupakan bagian dari arus perubahan tersebut.
 Pendekatan
Kesisteman
     
Pendekatan
Kesisteman 
Teori system
                        Teori
sistem (system theory) adalah salah satu teori dasar di dalam ilmu fisika, yang
di masa lampau belum pernah diterapkan di dalam organisasi-organisasi manusia.
Pada tahun 1998, Chester Barnard, seorang eksekutif di sebuah perusahaan
telepon. Menuliskan di dalam bukunya yang berjudul The Functions Of an
Executive (fungsi –fungsi seorang eksekutif), bahwa sebuah organisasi berfungsi
sebagai sebuah sistem kerja bersama (koperasi). Akan tetapi, baru pada dekade
1960-an para pengkaji ilmu manajemen mulai berminat menelaah teori sistem dan
bagaimana hubungannya dengan organisasi.
          Sebuah sistem adalah sekumpulan
bagian yang saling terkait dan saling bergantung antara satu dan lainnya, yang
ditata sedemekian rupa hingga membentuk sebuah kesatuan yang utuh. Dua tipe
dasar sistem adalah sistem tertutup dan sistem terbuka. Sistem tertutup tidak
dipengaruhi dan tidak pula berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya.
Sebaliknya, sistem terbuka dipngerahi dan berinteraksi dengan tempat
lingkungannya berada. Di masa kini, bila kita membicarakan organisasi sebagai
sebuah sistem, maka yang dimaksud adalah sistem terbuka.
                        Sistem terbagi menjadi 3
bagian antara lain :
ü  Input :
1.      Bahan baku
2.      SDM
3.      Modal
4.      Teknologi
5.      Informasi
ü  Proses Transformasi :
1.      Aktivitas kerja para karyawan
2.      Aktivitas manajemen
3.      Teknologi dan metode-metode operasi 
Ø     Output :
1.        
Produk
dan jasa 
2.        
Hasil
keuangan
3.        
Informasi
4.        
Hasil
manusiawi
 Pendekatan
situasional
     
Pendekatan
situasional
               Salah satu cara terbaik untuk menggambarkan pendekatan
situasional adalah frase “jika saya berada dalam situasi semacam ini, maka
beginilah cara terbaik bagi saya untuk mengelola. Pendekatan ini secara
intuitif logis karena tiap-tiap organisasi dan bahkan tiap-tiap unit di dalam
sebuah organisasi dan bahkan tiap-tiap unit di dalam sebuah organisasi memiliki
perbedaan dalam ukuran, sasaran-sasaran, kegiatan-kegiatan, kerja, dsb. Akan
sangat mengejutkan bila kita dapat merumuskan sebuat atau seperangkat aturan
manajemen baku yang dapat di terapkan di dalam semua keadaan. Akan tetapi,
tentu saja, mengetahui bahwa mengelola segala sesuatu bergantung pada bagaimana
situasinya belum berarti bahwa kita telah benar-benar mengetahui apa saja
situasi yang mungkin harus dihadapi. Para peneliti di bidang manajemen terus
berupaya untuk mengidentifikasi berbagai variabel situasi yang mungkin muncul.
Nilai terbesar dari pendekatan situasinoal adalah penekanannya pada kenyataan
bahwa tidak terdapat satu pun aturan buku yang bersifat universal dalam
manajemen. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan situasional adalah sebuah
pendekatan manajemen yang menyatakan bahwa setiap organisasi bersifat unik,
menghadapi situasi-situasi yang berlainan (contingencies), dan membutuhkan cara
pengelolaan yang berbeda-beda
2.3  Penggolongan Manajemen
Manajemen dapat digolongkan dalam beberapa
pengertian dan aktifitasnya, yakni:
ü  Berdasarkan segi sifat kerjanya, dapat
digolongkan sebagai berikut: 
a.       Manajemen administrasi ( Administrative
management ) adalah management atau pejabat atau pimpinan yang kerjanya
menitikberatkan pada bidang pemikiran atau kerja pikir.
b.      Manajement operasi ( Operative management )
adalah management atau pejabat atau pimpinan yang langsung memimpin kerja ke
arah tercapainya karya yang kongkrit.
ü    Berdasarkan segi luas kerjanya, dapat
digolongkan sebagai berikut:
a.       Manajement makro ( Macro-management ) adalah
management yang bidang luas kerjanya sangat umum.
b.      Manajement mikro ( Micro-management ) adalah
management yang bidang luas kerjanya dalam bidang tertentu ( lebih khusus atau
spesifik ).
ü  Berdasarkan segi pandangannya, dapat digolongkan
sebagai berikut.
a.       Manajemen sebagai proses adalah management yang
merupakan proses daripada pemberian fasilitas, pimpinan teladan, bimbingan
kepada orang-orang yang terorganisir dalam satu kesatuan guna pencapaian
tujuan.
b.      Manajemen sebagai kolektiva bahwa pada tiap-tiap
usaha yang menjalankan management mulai dari tingkat direksi hingga tingkat
pelaksana bersama-sama secara kolektif menjalankannya guna tercapainya tujuan.
c.       Manajemen sebagai kerangka kewenangan (
authority ) dan tanggung jawab (responsibility), yaitu dalam setiap kegiatan
management selalu mempunyai kewenangan (authority) dan juga dibarengi dengan
tanggung jawab (responsibility). Semakin tinggi dan luas kewenangan yang
diberikan pada seseorang, maka sebesar dan dalam tanggung jawab
(responsibility) yang harus dipikulnya.
d.      Manajemen sebagai kegiatan (aktifitas), adalah
setiap kegiatan managemen dari masing-masing orang atau bagian harus lah
merupakan satu kesatuan dari kegiatan management secara keseluruhan dalam
rangka pencapaian tujuan bersama. Dalam aktifitas management ini terbagi atas
dua kegiatan utama yaitu kegiatan pemikiran, biasanya dilakukan setingkat dewan
direksi, direksi, hingga manager dan kegiatan pelaksana, biasanya dilakukan
setingkat pelaksana.
ü  Berdasarkan dari macamnya, dapat digolongkan
sebagai berikut:
a.       Manajemen ilmiah (scientific management), adalah
manajemen yang berdasarkan ilmu yang dapat dikaji dan dianalisa secara ilmiah.
b.      Manajemen bapak, adalah manajemen yang setiap
usaha atau gerak organisasi selalu mengikuti jejak dari pimpinannya (bapak) dan
tidak ada alternatif lain.
c.       Manajemen tradisional, adalah manajemen yang
semua usaha atau metode atau cara atau sistem kerja dan cara berpikir
senantiasa menggunakan cara-cara yang monoton berdasarkan pendahulunya tanpa
adanya perubahan atau kreatifitas.
d.      Manajemen sistematis, adalah manajemen yang
digunakan segala sesuatunya sudah diatur secara sistematis, tertib dan teratur.
e.       Manajemen terbuka, adalah manajemen yang
menggunakan bawahan sebagai bahan input untuk pengambilan suatu kegiatan
organisasi walaupun sebenarnya ada yang boleh bersifat tidak rahasia disamping
yang bersifat rahasia.
f.       
Manajemen
demokratis, adalah manajemen yang mengikut sertakan bawahan dan kolega berperan
aktif dalam kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
Tingkatan Manajemen
antara lain :
1.     
Manajemen
Puncak (top management)
Biasa disebut manajer senior atau eksekutif kunci. Tugasnya adalah menyusun rencana umum perusahaan dan mengambil keputusan-keputusan penting tentang merger, produk baru dan pengeluaran saham. Contoh top manajemen adalah dewan direktur, direktur utama atau CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
Biasa disebut manajer senior atau eksekutif kunci. Tugasnya adalah menyusun rencana umum perusahaan dan mengambil keputusan-keputusan penting tentang merger, produk baru dan pengeluaran saham. Contoh top manajemen adalah dewan direktur, direktur utama atau CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
2.     
Manajemen
Madya atau Manajemen tingkat menengah (middle management)
Biasa disebut manajemen administratif, meliputi pimpinan pabrik dan atau manajer divisi. Mereka bertanggung jawab menyusun rencana operasi dan melaksanakan rencana-rencana umum dari manajer puncak.
Biasa disebut manajemen administratif, meliputi pimpinan pabrik dan atau manajer divisi. Mereka bertanggung jawab menyusun rencana operasi dan melaksanakan rencana-rencana umum dari manajer puncak.
 
No comments:
Post a Comment