Monday, 24 December 2012

makalah manajemen



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Konsep Dasar Manajemen

2.1.1                 Pengertian Manajemen
Manajemen seringkali didengar baik dalam suatu organisasi perusahaan maupun dalam kehidupan kita sehari-hari. Jika kita membuka kamus Bahasa Inggris kata “Manajemen (Management) “ berarti mengelola atau mengatur. Apa yang dikelola dan bagaimana mengaturnya, dapat dilihat beberapa pengertian manajemen di bawah ini menurut para ahli antara lain :

ü  Chuck Williams (2001)
 Manajemen adalah menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Jadi seorang manajer bukanlah mengerjakan semua pekerjaan sendiri. Dia bekerja melalui orang-orang yang memiliki kemampuan-kemampuan teknis di lapangan, tanpa mengerjakan teknisnya (walaupun bukan berarti seorang manajer tidak memiliki kemampuan teknis).

ü  Murti Sumarni dan John Soeprihanto (1995)
 Manajemen merupakan suatu proses yang terdiri atas kegiatan-kegiatan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya yang lain. Pemanfaatan sumber daya-sumber daya lain dalam perusahaan meliputi sumber daya bahan baku produksi, sumber keuangan, mesin-mesin, dan cara yang digunakan dalam pemanfaatan yang efisien dan efektif.


ü  Mary Parker Follet
Manajemen merupakan seni (art) dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

ü  James AF Stoner
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

ü  Karthryn M. Bartol dan David C. Marten
Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan-kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasikan (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling)

ü  GR Terry
Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan: Perencanaan, Pengorganisasian, Penggiatan dan Pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

ü  McFarland (1979)
Mengemukakan tiga pengertian manajemen yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
1. Proses-proses pengorganisasian; yakni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penggiatan dan pengevaluasian.
2. Kata manajemen juga dapat berarti kelompok orang yang bertanggungjawab dalam menjalankan sebuah organisasi.
3. Kata manajemen juga merupakan sebuah ilmu atau seni untuk mengatur orang lain





2.1.2                 Batasan Manajemen

Lahirnya konsep manajemen di tengah gejolak masyarakat sebagai konsekuensi akibat tidak seimbangnya pengembangan teknis dengan kemampuan sosial. Pada kenyataannya perkembangan ilmu manajemen sangat terlambat jauh dibandingkan peradaban manusia di muka bumi ini yang dimulai sejak peradaban Adam dan Hawa.
Manajemen mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
1.      Elemen sifat
a.    Manajemen sebagai suatu seni
Yaitu sebagai suatu keahlian, kemahiran, kemampuan, den keterampilan dalam aplikasi ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan.
b.   Manajemen sebagai suatu seni
Yaitu akumulasi pengetahuan yang telah disistematisasikan dan diorganisasikan untuk mencapai kebenaran umum ( general purpose ).

2.      Elemen fungsi
a.       Perencanaan
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk menetapkan tujuan terlebih dahulu pada suatu jangkawaktu/periode tertentu serta tahapan atau langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.
b.      Pengorganisasian
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan dalam pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaiakn oleh angota kelompok pekerjaan.
c.       Pengarahan
Yaitu rangkaian kegiatan untuk memberi petunjuk atau instruksi dari atasan kepada bawahan.
d.      Pemotivasian
Suatu proses dan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang atasan dalam memberikan inspirasi, semangat, dan kegairahan kerja serta dorongan kepada bawahan untuk dapat melakukan kegiatan yang semestinya.

3.      Elemen pengendalian atau pengawasan
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk mengusahakan agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan tahap yang harus dilalui.

4.      Elemen sasaran
a.       Orang ( manusia )
Yaitu mereka yang telah memenuhi syarat tertentu dan telah menjadi unsur integral dari organisasi atau badan tempat ia bekerja sama untuk mencapai tujuan.
b.      Mekanisme kerja
Yaitu tatacara dan tahapan yang harus dilalui orang yang mengadakan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan.

5.      Elemen tujuan
Yaitu hasil akhir yang ingin dicapai atas suatu pelaksanaan kegiatan. Dalam arti luas, tujuan mengandung hal seperti objectuve, purpose, mission, deadline, standard, target, dan quota.

2.1.3                  Filsafat Manajemen
Secara etimologi filsafat berasal dari kata Yunani yang terdiri atas philein dan shopia. Philein artinya cinta dan sophia artinya kebijakan. Filsafat berarti cinta kebijakan. Filsafat berarti hasrat, kemauan, atau keungunan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.
Jadi pengertian filsafat secara umum sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran.
Filsafat manajemen adalah bagian terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan masalah manajerial. Filsafat manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer. Filsafat manajer juga memberikan desain sehingga seorang manajer dapat mulai berpikir. Filsafat manajemen memberikan pemikiran dan tindakan yang menguntungkan dalam manajemen dan membantu kepada sifatnya yang dinamis dan memberi tantangan.
Faktor-faktor dasar dalam filsafat manajemen yang diperlukan dan memiliki hubungan satu sama lain antara lain :
1.      Kepentingan umum
Dalam penyelenggaraan suatu organisasi harus terlihat adanya cerminan deskripsi berbagai kepentingan, baik kepentingan pemilik, manajer, para bawahan, maupun kepentingan masyarakat lingkungannya.
2.      Tujuan usaha
Perwujudan aktifitas yang spesifik dari organisasi, baik organisasi yang bertujuan mencari laba maupun organisasi yang tidak mencari laba.
3.      Piminan pelaksana
Individu yang diberikan kepercayaan untuk memimpin suatu usaha dengan menggunakan otoritas yang telah diberikan kepadanya.
4.      Kebijakan
Ketentuan umum yang menuntun atau menyalurkan pemikiran menjadi pengambilan keputusan oleh bawahan, serta memberikan arah kemana organisasi tersebut akan dikemudikan.
5.      Fungsi
Aktivitas yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai setiap organisasi bagaimana halnya individu pasti memiliki tujuan hidup.
6.      Faktor dasar
Faktor dasar meliputi faktor-faktor produksi asli atau turunan, bsik berupa alam, tenaga, modal, serta pendukungnya yang merupakan elemen yang harus ada dalam penyelenggaraan organisasi.
7.      Struktur organisasi
Saluran yang menunjukkan hubungan kerja antara manajer dan bawahan dalam melakukan pekerjaan.
8.      Prosedur
Tahapan tindakan yang harus ditempuh untuk menyelesasikan suatu pekerjaan tertentu.
9.      Moral kerja
Kondisi mental dari individu atau kelompok yang menentukan sikap bawahan dalam menerima pekerjaan dan mengoperasikannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan akhir.


2.1.4                 Ilmu dan Seni Manajemen
Manajemen sebagai suatu ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistemasikan atau kesatuan pengetahuan  yang terorganisasi. Karakteristik pokok yang terdapat pada pengertian ilmu itu, yaitu bersifat rasional, empiris, umum, dan akumulatif.
a)      Bersifat rasional
Rasional adalah suatu sifat aktivitas berpikir yang ditundukkan pada logika formal dalam mengikuti urutan berpikir silogisme.
b)      Bersifat empiris
Bersifat empiris karena kesimpulan yang diambil harus dapat ditundukkan pada pemeriksaan atau pada verifikasinindra manusia.
c)      Bersifat umum
Bersifat umum artinya kebenaran yang dihasilkan sebagai ilmu tersebut dapat diverifikasi oleh peninjau ilmiah.
d)      Bersifat akumulatif
Bersifat akumulatif adalah apa yang dipelajari merupakan kelanjutan dari ilmu yang telah dikembangkan sebelumnya.
Yang dimaksud seni disini adalah seni dalam pengertian yang lebih luas dan umum yaitu merupakan keahlian, kemahiran, kemampuan , serta keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.


2.1.5                 Pentingnya Tujuan dalam Manajemen
Tujuan manajemen adalah sesuatu yang ingin direalisasikan, yang menggambarkan cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan kepada usaha seorang manajer. Berdasarkan pengertian di atas, minimum dapat diambil empat elemen pokok, yaitu
1.      Sesuuatu yang ingin direalisasikan (goal)
2.      Cakupan (scope)
3.      Ketetapan (definiteness)
4.      Pengarahan (direction)
Tujuan manajemen juga mengandung arti ketetapan (definitness)

2.1.6                 Manajemen, Manajer dan Kepemimpinan
Manajer adalah seorang yang bertindak sebagai perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, serta pengendali  orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.  Sedangkan kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk memengaruhi para bawahan agar mereka mampu bekerja sama sehingga dapat bekerja secara efesien dan efektif. Secara singkat, kepemimpinan adalah sifat yang harus dimiliki oleh perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan pengendali untuk memengaruhi orang dan motivasi kerja guna mencapai tujuan. Jelaslah kiranya bahwa manajer untuk mengelola organisasinya agar efisien dan efektif harus memiliki jiwa, sifat, perilaku, dan karakter kepemimpinan. Manajemen  adalah seni, ilmu, dan prosesnya, manajer adalah orangnya dan kepemimpinan adlah jiwannya
Berikut ini adalah spesifikasi manajemen, manajer, dan kepemimpinan   
Manajemen
Manajer
Kepemimpinan
1.      Seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemovasian dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan
1.      Seseorang yang bertindak sebagai perencana, pengorganisasi, pengarah,  pemotivasi, dan pengendali terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan
1.      Sikap yang harus dimiliki oleh perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi dan pengendali
2.      Seni, ilmu, dan prosesnya
3.      Orang dan pelakunya
2.      Sifat dan jiwanya


2.1.7                 Keterampilan dan Peran Manajer
Manajermen memiliki kendali yang amat penting dalam mewujudkan efektivitas organisasi. Ketika manajer tidak baik dalam mengoperasikan pekerjaannya, maka organisasi tersebut tidak akan berhasil mencapai tujuannya dengan baik pula. Peter F. Drucker (1976) berpendapat bahwa prestasi seorang manajer dapat diukur berdasarkan dua konsep, yaitu efisiensi dan efektivitas. Manajer pada seluruh hierarki organisasi harus bertindak sebagai perencana, pengorganisasi, pengarah, pemotivasi, dan pengendali

2.1.8                 Proses Manajemen
Proses manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas yang harus dilakukan oleh seorang manajer dalam suatu organisasi. Kajian fungsi manajer secara garis besarnya dapat dilihat dari dua arah , yaitu fungsi manajer ke dalam organisasi dan fungsi manajer ke luar organisasi.
Fungsi manajer  ke dalam organisasi dapat dilihat dari dua sudut berikut:
1        Fungsi manajer dari sudut proses, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian dan pengendalian.
2        Fungsional manajer  dari sudut spesialisasi kerja, yaitu keuangan , ketenagakerjaan, pemasaran, pembelian, produksi, dan sejenisnya.
Sedangkan fungsi manajer ke luar organisasi meliputi aktivitas yang berhubungan dengan pihak luar organisasi yaitu menyangkut masalah yuridis, keuangan, administrative, hubungan antar manusia, dan sejenisnya.




2.2  Pendekatan Utama Dalam Ilmu Manajemen
2.2.1 Pendekatan Klasik
        Pendekatan klasik adalah studi-studi awal formal tentang manajemen yang berfokus pada rasionalitas dan menjadikan organisasi dan pekerja berfungsi seefisien mungkin. Dua teori utama pendekatan klasik adalah manajemen ilmiah      ( scientific management ) dan administrasi umum ( general administrative ).

*      Teori manajemen ilmiah ( scientific management ) adalah sebuah pendekatan manajemen yang menerapkan metode-metode ilmiah dalam rangka menemukan “satu cara terbaik” untuk melakukan sebuah pekerjaaan. Teori ini lahir pada tahun 1911 yang diterbitkan pertama kali melalui karya Frederick Winslow Taylor yang berjudul Principle of Scientific Management ( Prinsip-Pinsip Manajemen Ilmiah ). Salah satu terobosan manajemen ilmiah Taylor adalah eksperimen biji besi ( pig iron ). Para pekerja harus bekerja memuatkan biji-biji besi kedalam kereta tambang. Output kerja harian rata-rata mereka adalah 12,5 ton. Namun, Taylor percaya dengan menganalisis secara ilmiah pekerjaan ini guna menemukan “satu cara terbaik” memuat biji-biji besi kedalam kereta tambang, output itu dapat ditingkatkan menjadi 47 atau 48 ton perhari. Setelah ia menerapkan kombinasi berbagai prosedur, teknik kerja dan peralatan, Taylor berhasil mencapai tingkat produktivitas yang diperkirakannya. Disamping itu. Ia menempatkan orang yang tepat pada tiap-tap pekerjaan dan membekalinya dengan peralatan dan perlengkapan yang sesuai, memerintah kepada sang pekerja untuk secara persis mengikuti petunjuk dan arahan yang diberikan dan memotivasi para pekerja dengan memberikan insentif ekonomi berupa upah harian yang jauh lebih tinggi. Dengan memakai pendekatan yang serupa pada pekerjaan lainnya, Taylor dapat mendefinisikan “satu cara terbaik” untuk melaksanakan setiap pekerjaan. Prinsip-prinsip ilmiah Taylor adalah :
1.      Mengembangkan sebuah pendekatan ilmiah untuk tiap-tiap unsur dalam sebuah pekerjaan untuk menggantikan metode lama yang didasarkan pada kebiasaan.
2.      Secara ilmiah memiliki pkerja yang paling tepat, dan kemudian melatih, mendidik dan membina pekerja tersebut
3.      Bekerja sama secara sungguh-sungguh dengan para pekerja demi memastikan bahwa mereka menjalankan semua tugas sesuai dengan aturan-aturan kerja yang telah dikembangkan secara ilmiah
4.      Membagi beban kerja dan tanggung jawab secara hampir merata diantara manajemen dan para pekerja. Para manajer harus mengerjakan tugas-tugas yang meman lebih cocok untuk dikerjakan oleh pihak manajemen perusahaan
Orang kedua yang mengemukakan teori ini adalah Frank dan Lillin Gilbreth. Frank paling dikenal lewat eksperimen penyusunan batu batanya. Dengan secara seksama menganalisis pekerjaan seorang tukang bangunan dalam membangun sebuah tembok batu bata. Frank dapat mengurangi jumlah gerakan yang dibutuhkan untuk menumpuk batu bata. Peneliti kedua yaitu Gilbreth yang memanfaatkan gambar bergerak ( yaitu: film ) untuk mempelajari pergerakan tangan dan badan manusia. Mereka menciptakan perangkat yang disebut mikro-khonometer yang dapat merekam gerakan-gerakan seorang pekerja dan mencatat waktu yang dihabiskan untuk setiap gerakannya. Gilbreth juga membuat skema klasifikasi untuk menandai 17 gerakan tangan dasar ( seperti, meremas, memegang dsb )yang dinamakan dengan Therbligs.


*      Teori Administrasi Umum ( General Administrative ) adalah sebuah pendekatan manajemen yang menitikberatkan pada menjabarkan 
hal-hal yang dikerjakan seorang manajer dan hal-hal apa yang disebut sebagai praktik manajemen yang baik.
Henry Fayol menguraikan bahwa praktik manajemen merupakan hal  yang berbeda dengan akuntansi, keuangan, produksi, distribusi dan fungsi-fungsi bisnis umum lainnya. Ia mengembangkan prinsip manajemen ( atran-aturan dasar manajemen yang dapat diterapkan pada segala bentuk organisasi dan dapat diajarkan pada sekolah-sekolah ). Beberapa prinsip yang di buat oleh Henry Fayol antara lain :
1.      Pembagian kerja
2.      Kewenangan
3.      Disiplin
4.      Kesatuan perintah
5.      Kesatuan arahan
6.      Penundukan kepentingan pribadi dibawah kepentingan umum
7.      Imbalan jasa
8.      Pemusatan ( sentralisasi )
9.      Rantai scalar
10.  Keteraturan
11.  Keselayakan ( ekuitas )
12.  Kestabilan posisi dan jabatan karyawan
13.  Inisiatif
14.  Semangat kekeluargaan

        Max Weber adalah seorang sosiolog yang mengemukakan gagasan-gagasannyanya awal periode 1900an dan mengembangkan teori mengenai struktur otoritas dan hubungan-hubungan kewenangan berdasarkan sebuah modal organisasi ideal yang dinamakan birokrasi. Birokrasi adalah suatu bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja yang jelas, hierarki kepemimpinan yang tegas, arahan-arahan, dan aturan-aturan yang lugas, serta hubungan antar individu yang tidak bersifat pribadi(alias professional). Weber mengakui bahwa “birokrasi ideal “ ini tidaak ada di dalam dunia nyata. Namun, ia memaksudkannya hanya sebagai sebuah landasan berpijak (model) baginya untuk berteori mengenai bagaimana berbagai pekerjaan dilakukan di dalam kumpulan-kumpulan besar manusia. Birokrasi, sesuai penjabaran weber, sanga mirip dengan menejement ilmiah dalam ideologinya. Kedua model ini menekankan rasionalitas, prekditabilitas (keterukuran dan kepastian hingga taraf tertentu), impersonalitas (hubungan berdasarakan asas profesionalisme alih-alih kedekatan pribadi), kecakapan teknis, dan otoriterialisme (kewenangan mutlak). Meskipun ide-ide weber kurang praktis dibndingkan dengan apa yag ditegaskan oleh tailor, kenyataan bahwa “bentuk ideal” yang dirumuskan weber masih dijadikan acuan oleh banyak organisasi masa kini menjadi bukti betapa pentingnya ide-ide tersebut di dalam ranah manajemen.
       Ciri-ciri birokrasi antara lain :
1.      Pembagian kerja
2.      Hierarki Kewenangan
3.      Pemilihan formal
4.      Arahan dan peraturan formal
5.      Impersonalitas
6.      Orientasi karier

2.2.2  Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif adalah sebuah pendekatan yang menerapakan teknik-teknik kuantitatif untuk memperbaiki proses pengambilan keputsan. Pendekatan ini juga dikenal dengan pendekatan sains manajemen ( management science ). Pendekatan kuantitatif lahir dan berkembang dari solusi-solusi matematika dan statistika yang diciptakan untuk memecahkan masalah-masalah militer dalam Perang Dunia II. Pendekatan ini melibatkan penggunakan statistika, model-model optimasi, model-model informasi, simulasi computer, dan berbagai teknik kuantitatif lainnya dalam aktivitas-aktivitas manajemen. Model kuantitatif pemesanan ekonomis ( economic order quantity atau EOQ ) dapat membantu para manajer menentukan jumlah barang persediaan ( inventory ) yang optimal. Otal Bidang lainnya juga mengambil manfaat dari penggunaan teknik-teknik kuantitatif adalah apa yang dikenal sebagai manajemen mutu total ( total quality management, TQM ). Manajemen mutu total ( total quality management, TQM ) adalah sebuah falsafah manajemen yang sepenuhnya berfokus pada upaya-upaya perbaikan secara terus-menerus ( continous improvement ) dan kemampuan menjawab dengan cepat berbagai kebutuhan dan harapan pelanggan.
            Banyak perusahaan pabrikan dari berbagai industri telah menyadari arti penting manajemen mutu total dan menerapkan banyak komponen-komponen dasar pendekatan ini. Jepang berhasil membuktikan bahwa menjadi pabrikan berkualitas prima dan sekaligus produsen yang termasuk berbiaya paling rendah bukanlah hal yang mustahil. Beberapa prinsip dari manajemen mutu antara lain :

1.      Kepedulian penuh pada pelanggan
2.      Keinginan untuk melaksanakan perbaikan berkesinambungan
3.      Berfokus pada proses
4.      Perbaikan mutu dalam segala hal yang dijalankan oleh organisasi
5.      Pengukuran yang akurat
6.      Pemberdayaan karyawan

   Pendekatan kuantitatif ditandai dengan team-team riset operasi dalam pemecahan masalah-masalah industri. Adapun langkah-langkahnya antara lain :
1.      Perumusan masalah
2.      Penyusunan suatu model matematis
3.      Mendapatkan penyelesaian dari model
4.      Pengujian model dan hasil yang didapatkan dari model penetapan dan pengawasan atas hasil
5.      Pelaksana hasil dalam kegiatan implementasi

Penerapan pendekatan kuantitatif
     Pendekatan kuantitatif memberikan kontribusi langsung dalam proses pengambilan keputusan manajemen, khususnya dalam bidang perencanaan dan pengendalian. Misalnya, seorang manajer melakukan penyusunan anggaran, penjadwalan, pengendalian mutu, dan pengambilan keputusan lain semacamnya, ia biasanya mengandalkan bantuan teknik-teknik kuantitatif. Tersedianya beragam perangkat lunak pendukung telah menjadikan teknik-teknik itu tidak lagi Nampak begitu menggentarkan bagi para manaje, meski banyak diantara mereka masih tetap merasa jeri menggunakannya.
           
2.2.3  Pendekatan Perilaku
         Pendekatan perilaku adalah sebuah bidang kajian ilmiah yang menelaah tindakan-tindakan ( perilaku ) orang yang bekerja disebuah organisasi. Seperti yang kita ketahui, para manajer menyelesaikan berbagai pekerjaan dengan bekerja sama dengan orang-orang lain. Hal ini menjelaskan mengapa sebagian peneliti memilih mengkaji manajemen dengan melihat orang-orang di dalam organisasi. Orang yang bekerja di sebuah organisasi dikenal sebagai perilaku organisasi ( organizational behavior).
Para pendukung awal Organizational behavior antara lain :
1.      Robert Owen akhir 1700an

*            Merasa prihatin atas kondisi kerja manusia yang sangat buruk
*            Menggagas sebuah tempat kerja yang ideal
*            Uang yang dikeluarkan untuk memperbaiki kondisi buruh

2.      Hugo Munsterberg awal 1990-an

*            Seorang perintis (pionir) di bidang psikologi industri-sebuah bidang studi ilmiah tentang bagaimana orang bekerja
*            Menggagas penggunaan uji-uji psikologi sebagai sarana pemilihan karyawan, konsep-konsep teori pembelajaran untuk pelatihan karyawan, dan studi perilaku manusia untuk memotivasi karyawan

3.      Mary Parker Follett awal 1900-an

*            Salah satu orang pertama yang menyadari bahwa organisasi dapat dipandang dari perspektif perilaku individu dan kelompok orang
*            Mengumumkan ide-ide yang lebih berorientasi pada manusia dibandingkan dengan gagasan para pendukung manajemen ilmiah
*            Berependapat bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok



4.      Chester Bamard

*            Seorang manajer sesungguhnya yang berpendapat bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem sosial yang memerlukan kerjasama di antara manusia
*            Berkeyakinan bahwa tugas seorang manajer adalah berkomunikasi dengan para karyawan dan mendorong mereka untuk mengerahkan usaha terbaik mereka
*            Adalah yang pertama kalinya menggagas bahwa organisasi merupakan sebuah sistem terbuka
         Penerapan pendekatan perilaku
                        Pendekatan perilaku telah berperan besar dalam membentuk wajah manajemen organisasi masa kini. Mulai dari  cara manajer mendefinisikan desain pekerjaan, hingga cara mereka bekerja dengan para karyawan atau tim-tim karyawan hingga cara mereka berkomunikasi. Kita dapat menyaksikan adanya berbagai unsur pendekatan perilaku. Ada banyak dari gagasan-gagasan yang diusung oleh para pendukung awal organization behavior dan kesimpulan-kesimpulan kajian Hawthorne telah dijadikan fondasi bagi perkembangan teori-teori motivasi, kepemimpinan, perilaku dan pembentukan kelompok, serta beragam pendekatan perilaku lainnya yang kita kenal saat ini.
2.2.4 Pendekatan Kontemporer
                   Berbagai unsur pendekatan-pendekatan manajemen masa lalu masih tetap digunakan oleh para manajer masa kini, atau setidaknya mempengaruhi mereka dalam menjalankan pekerjaan mereka. Sebagian besar pendekatan terdahulu ini berfokus pada urusan-urusan manajer di dalam organisasi. Dimulai pada tahun 1960-an, para peneliti ilmu manajemen mulai mengalihkan perhatiannya ke hal-hal yang terjadi di lingkungan di luar batas-batas organisasi. Dua pendekatan manajemen kontemporer yaitu, kesisteman dan situsional merupakan bagian dari arus perubahan tersebut.

*      Pendekatan Kesisteman

Teori system

                        Teori sistem (system theory) adalah salah satu teori dasar di dalam ilmu fisika, yang di masa lampau belum pernah diterapkan di dalam organisasi-organisasi manusia. Pada tahun 1998, Chester Barnard, seorang eksekutif di sebuah perusahaan telepon. Menuliskan di dalam bukunya yang berjudul The Functions Of an Executive (fungsi –fungsi seorang eksekutif), bahwa sebuah organisasi berfungsi sebagai sebuah sistem kerja bersama (koperasi). Akan tetapi, baru pada dekade 1960-an para pengkaji ilmu manajemen mulai berminat menelaah teori sistem dan bagaimana hubungannya dengan organisasi.
          Sebuah sistem adalah sekumpulan bagian yang saling terkait dan saling bergantung antara satu dan lainnya, yang ditata sedemekian rupa hingga membentuk sebuah kesatuan yang utuh. Dua tipe dasar sistem adalah sistem tertutup dan sistem terbuka. Sistem tertutup tidak dipengaruhi dan tidak pula berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Sebaliknya, sistem terbuka dipngerahi dan berinteraksi dengan tempat lingkungannya berada. Di masa kini, bila kita membicarakan organisasi sebagai sebuah sistem, maka yang dimaksud adalah sistem terbuka.


                        Sistem terbagi menjadi 3 bagian antara lain :
ü  Input :
1.      Bahan baku
2.      SDM
3.      Modal
4.      Teknologi
5.      Informasi

ü  Proses Transformasi :
1.      Aktivitas kerja para karyawan
2.      Aktivitas manajemen
3.      Teknologi dan metode-metode operasi

Ø     Output :
1.         Produk dan jasa
2.         Hasil keuangan
3.         Informasi
4.         Hasil manusiawi
                       
*      Pendekatan situasional
               Salah satu cara terbaik untuk menggambarkan pendekatan situasional adalah frase “jika saya berada dalam situasi semacam ini, maka beginilah cara terbaik bagi saya untuk mengelola. Pendekatan ini secara intuitif logis karena tiap-tiap organisasi dan bahkan tiap-tiap unit di dalam sebuah organisasi dan bahkan tiap-tiap unit di dalam sebuah organisasi memiliki perbedaan dalam ukuran, sasaran-sasaran, kegiatan-kegiatan, kerja, dsb. Akan sangat mengejutkan bila kita dapat merumuskan sebuat atau seperangkat aturan manajemen baku yang dapat di terapkan di dalam semua keadaan. Akan tetapi, tentu saja, mengetahui bahwa mengelola segala sesuatu bergantung pada bagaimana situasinya belum berarti bahwa kita telah benar-benar mengetahui apa saja situasi yang mungkin harus dihadapi. Para peneliti di bidang manajemen terus berupaya untuk mengidentifikasi berbagai variabel situasi yang mungkin muncul. Nilai terbesar dari pendekatan situasinoal adalah penekanannya pada kenyataan bahwa tidak terdapat satu pun aturan buku yang bersifat universal dalam manajemen. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan situasional adalah sebuah pendekatan manajemen yang menyatakan bahwa setiap organisasi bersifat unik, menghadapi situasi-situasi yang berlainan (contingencies), dan membutuhkan cara pengelolaan yang berbeda-beda

2.3  Penggolongan Manajemen
Manajemen dapat digolongkan dalam beberapa pengertian dan aktifitasnya, yakni:
ü  Berdasarkan segi sifat kerjanya, dapat digolongkan sebagai berikut:
a.       Manajemen administrasi ( Administrative management ) adalah management atau pejabat atau pimpinan yang kerjanya menitikberatkan pada bidang pemikiran atau kerja pikir.
b.      Manajement operasi ( Operative management ) adalah management atau pejabat atau pimpinan yang langsung memimpin kerja ke arah tercapainya karya yang kongkrit.

ü    Berdasarkan segi luas kerjanya, dapat digolongkan sebagai berikut:
a.       Manajement makro ( Macro-management ) adalah management yang bidang luas kerjanya sangat umum.
b.      Manajement mikro ( Micro-management ) adalah management yang bidang luas kerjanya dalam bidang tertentu ( lebih khusus atau spesifik ).

ü  Berdasarkan segi pandangannya, dapat digolongkan sebagai berikut.
a.       Manajemen sebagai proses adalah management yang merupakan proses daripada pemberian fasilitas, pimpinan teladan, bimbingan kepada orang-orang yang terorganisir dalam satu kesatuan guna pencapaian tujuan.
b.      Manajemen sebagai kolektiva bahwa pada tiap-tiap usaha yang menjalankan management mulai dari tingkat direksi hingga tingkat pelaksana bersama-sama secara kolektif menjalankannya guna tercapainya tujuan.
c.       Manajemen sebagai kerangka kewenangan ( authority ) dan tanggung jawab (responsibility), yaitu dalam setiap kegiatan management selalu mempunyai kewenangan (authority) dan juga dibarengi dengan tanggung jawab (responsibility). Semakin tinggi dan luas kewenangan yang diberikan pada seseorang, maka sebesar dan dalam tanggung jawab (responsibility) yang harus dipikulnya.
d.      Manajemen sebagai kegiatan (aktifitas), adalah setiap kegiatan managemen dari masing-masing orang atau bagian harus lah merupakan satu kesatuan dari kegiatan management secara keseluruhan dalam rangka pencapaian tujuan bersama. Dalam aktifitas management ini terbagi atas dua kegiatan utama yaitu kegiatan pemikiran, biasanya dilakukan setingkat dewan direksi, direksi, hingga manager dan kegiatan pelaksana, biasanya dilakukan setingkat pelaksana.

ü  Berdasarkan dari macamnya, dapat digolongkan sebagai berikut:
a.       Manajemen ilmiah (scientific management), adalah manajemen yang berdasarkan ilmu yang dapat dikaji dan dianalisa secara ilmiah.
b.      Manajemen bapak, adalah manajemen yang setiap usaha atau gerak organisasi selalu mengikuti jejak dari pimpinannya (bapak) dan tidak ada alternatif lain.
c.       Manajemen tradisional, adalah manajemen yang semua usaha atau metode atau cara atau sistem kerja dan cara berpikir senantiasa menggunakan cara-cara yang monoton berdasarkan pendahulunya tanpa adanya perubahan atau kreatifitas.
d.      Manajemen sistematis, adalah manajemen yang digunakan segala sesuatunya sudah diatur secara sistematis, tertib dan teratur.
e.       Manajemen terbuka, adalah manajemen yang menggunakan bawahan sebagai bahan input untuk pengambilan suatu kegiatan organisasi walaupun sebenarnya ada yang boleh bersifat tidak rahasia disamping yang bersifat rahasia.
f.        Manajemen demokratis, adalah manajemen yang mengikut sertakan bawahan dan kolega berperan aktif dalam kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
Tingkatan Manajemen antara lain :
1.      Manajemen Puncak (top management)
         Biasa disebut manajer senior atau eksekutif kunci. Tugasnya adalah menyusun
rencana umum perusahaan dan mengambil keputusan-keputusan penting tentang merger, produk baru dan pengeluaran saham. Contoh top manajemen adalah dewan direktur, direktur utama atau CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).
2.      Manajemen Madya atau Manajemen tingkat menengah (middle management)
         Biasa disebut manajemen administratif, meliputi pimpinan pabrik dan atau manajer divisi. Mereka bertanggung jawab menyusun rencana operasi dan melaksanakan rencana-rencana umum dari manajer puncak.

No comments:

Post a Comment