BAB
I
PENDAHULUAN
A.   
Latar
Belakang
Pasar sebagai
kumpulan jumlah pembeli dan penjual individual mempunyai
karakteristik-karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut muncul karena
masing-masing individu pembeli dan penjual mempunyai perilaku individual yang
berbeda pula. Di dalam biaya produksi terdapat karakteristik pasar tertentu
dimana dalam pasar tersebut hanya terdapat satu penjual dari satu produk
(barang atau jasa) yang tidak mempunyai alternatif produk pengganti
(substitusi). Pasar dengan karakteristik tersebut disebut dengan pasar
monopoli. Mengingat dalam pasar monopoli hanya terdapat satu penjual dari satu
produk (barang atau jasa) yang tidak mempunyai alternatif produk pengganti
(subtitusi) maka dalam pasar monopoli tidak ada persaingan dari penjual lain.
Dalam kehidupan perekonomian yang faktual,
sangat jarang mendapat penjual yang tidak menghadapi persaingan dari penjual
lain. Meskipun dalam suatu pasar misalnya hanya terdapat satu penjual sehingga
tidak ada persaingan secara langsung dari penjual lain, tetapi penjual tunggal
tersebut akan menghadapi persaingan secara tidak langsung dari penjual lain
yang menghasilkan produk yang dapat merupakan alternatif produk pengganti yang
tidak sempurna.
Dalam makalah ini akan membahas entry barrier, bagaimana perusahaan monopoli
akan memaksimalkan laba, meminimalisir kerugian, dampak monopoli terhadap
kesejahteraan yang hilang, serta strategi diskriminasi harga.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.    Halangan
Masuk (Entry Barrieri)
Monopolis adalah pemasok tunggal
atas suatu produk tanpa adanya subsitusi yang dekat atau sesuai. Mengapa
beberapa pasar didominasi oleh satu pemasok saja?  Mungkin ciri paling penting dari pasar
monopoli adalah barrier to entry atau halangan masuk sehingga perusahaan baru
tidak menguntungkan untuk masuk ke suatu industri. Kita akan mempelajari tiga
tipe halangan : halangan legal, economies of scale, dan kendali monopolis atas
sumber daya penting. 
a.      Halangan
Legal
Salah satu cara untuk mencegah
masuknya perusahaan baru ke pasar adalah dengan membuat masuknya perusahaan
baru tersebut sebagai sesuatu yang ilegal. Paten, lisensi dan halangan legal
lain yang ditetapkan oleh pemerintah memberikan perlindungan kepada produsen
tertentu dari persaingan. 
Paten dan insentif  penemuan. Di Amerika Serikat paten memberikan
hak  ekslusif kepada penemu untuk
memperoduksi barang atau jasa selama 20 tahun. 
Berlaku pertama kali tahun 1790, hukum paten mendorong penemu untuk
menginvestasikan waktu dan uang untuk menemukan dan mengembangkan produk atau
proses. Jika orang lain dapat dengan mudahnya meniru penemuan baru. Paten juga
memberikan dorongan untuk mengubah penemuan menjadi produk yang bisa
dipasarkan, yaitu suatu proses yang disebut dengan inovasi. 
Lisensi dan halangan masuk
lain.  Pemerintah sering kali memberikan
hak monopoli atau hak ekslusif kepada suatu perusahaan untuk menawarkan barang
atau jasa tertentu. Lisensi federal memberikan hak kepada perusahaan tertentu
untuk menyiratkan sinyal radio atau TV tertentu. Lisensi Negara bagian
diperlukan untuk memberikan jasa – jasa seperti perawatan kesehatan, potong
rambut dan potongan hukum. Lisensi bukanlah monopoli , tetapi lisensi
sering  kali memberikan kemampuan untuk
menetapkan harga di atas harga yang terjadi dalam persaingan; jadi lisensi
dapat befungsi sebagai halangan masuk yang efektif bagi perusahaan baru.
Pemerintah memberikan hak monopoli untuk menjual hot dog di auditorium
pemerintah, mengumpulkan sampah, memberikan jasa bis dan taksi di dalam dan di
luar kota dan menawarkan  jasa mulai dari
listrik hingga TV kabel. Pemerintahnya sendiri mungkin mempunyai hak atas
produk tertentu dengan cara menetapkan pesaing sebagai pelanggar hukum. Sebagai
contoh, banyak Negara bagian adalah monopolis untuk penjualan minuman keras dan
lotere, dan layanan pos Amerika Serikat mempunyai hak ekslusif untuk mengirim
surat kelas satu.      
b.      Economies
of Scale
Monopolis kadangkala muncul secara
alamiah bila sebuah perusahaan menikmati economies of scale, seperti terlihat
pada kurva biaya rata – rata jangka panjang yang mempunyai kemiringan negatif.
Apabila hal tersebut  terjadi  sebuah perusahaan dapat memenuhi permintaan
pasar dengan biaya rata – rata per unit lebih rendah dari pada yang dapat
terjadi bila paar terdiri dari dua atau lebih perusahaan. Jadi hanya ada satu
perusahaan yang akan tampil dari proses persaingan dan bertindak sebagai
penjual tunggal di pasar. Meskipun produksi listrik telah berkembang menjadi
lebih kompetitif, transmisi listrik masih menunjukkan adanya economies of
scale.  Bila kabel telah dipasang  pada suatu lingkungan, biaya marginal
penyambungan dari sumber tenaga ke suatu rumah biasanya relatif kecil.
Akibatnya, biaya rata –rata per rumah menurun dengan semakin banyaknya rumah
yang tersambung listrik.
Karena monopoli semacam itu muncul
dari sifat alamiah penawaran, maka monopoli tersebut disebut monopoli alamiah,
sehingga dapat dibedakan dengan monopoli buatan yang diciptakan melalui paten,
lisensi, dan halangan masuk legal yang lain. Pendatang baru tidak dapat menjual
output dalam jumlah cukup untuk menikmati economies of scale, sedangkan
monopolis alamiah yang sudah lebih dulu ada dapat menikmatinya, sehingga
masuknya pendatang baru sudah secara alamiah dihalangi. Kita akan membicarakan
lebih jauh tentang aturan untuk monopoli alamiah dalam bab selanjutnya yaitu
tentang aturan pasar oleh pemerintah. 
c.       Kendali
atas sumber daya penting 
Kadangkala sumber dari adanya
monopoli adalah kendali perusahaan tertentu atas sumber daya penting untuk
suatu produk yang tidak dapat diperbaharui. Sebagai contoh liga olah raga  professional mencoba untuk menghalangi
pembentukan liga pesaing dengan cara mengikat kontrak dengan atlit – atlit
terbaik dalam jangka panjang, dan juga dengan cara mendapatkan ijin penggunaan
stadium dan arena olahraga secara ekslusif. Demikian juga, Alcoa adalah satu –
satunya pembuat aluminium sejak akhir abad 19 hingga perang dunia II, kekuatan
monopolinya semula berasal dari paten proses produksi sampai dengan tahun 1909,
tetapi untuk tiga decade kemudian kekuatan monopolinya berasal dari  kendalinya atas pasokan bauksit Amerika.
Serupa dengan hal tersebut perdagangan berlian dunia terutama dilakukan oleh De
Beers Consolidated Mines, yang mengendalikan sebagian besar penawaran berlian
kasar dunia, seperti akan dibahas dalam studi kasus berikut ini : 
Monopolis lokal lebih umum ditemui
daripada monopolis nasional ataupun internasional. Di daerah pedesaan monopolis
mungkin juga berupa satu –satunya took grosir, bioskop, atau restoran dalam
radius empat mil. Tetapi monopolis yang dapat bertahan lama adalah jarang
karena, seperti yang akan kita lihat monopoli yang menguntungkan akan menarik
pesaing yang menawarkan barang subsitusi terdekat. Selang berjalannya waktu,
perubahan teknologi juga cenderung menghilangkan  halangan masuk. Sebagai contoh, pengembangan
telepon tanpa kebel jarak jauh mendatangkan pesaing bagi AT & T. Transmisi
karena kabel akan segera menggeser monopoli oleh penyelenggara TV kabel  lokal dan juga jasa telpon lokal. Demikian
juga mesin feks, e-mail, internet dan perusahaan seperti, Federal Express
sekarang bersaing dengan monopoli oleh jasa pos Amerika Serikat untuk pos kelas
satu (seperti akan kita lihat dalam studi kasus berikutnya). Kemampuan untuk
membuat berlian sintesis juga akan menciptakan masalah tersendiri bagi De
Beers.
B.     Maksimalisasi
Keuntungan Monopoli
Perusahaan
kompetitif dan monopoli sama-sama memaksimalkan keuntungan mereka dengan
menggunakan dua langkah prosedur. Pertama, perusahaan menentukan output di mana
output tersebut membuat keuntungan setinggi mungkin. Kedua, perusahaan
memutuskan apakah akan menghasilkan pada tingkat output tertentu atau menutupnya.
Untuk
sebuah perusahaan kompetitif, dibedakan antara huruf q kecil sebagai output  perusahaan dan huruf Q besar yang tercermin
dari kuantitas pasar. Karena monopoli menjual kuantitas seluruh pasar, kita
menggunakan Q untuk menunjukkan kuantitas monopoli dan kuantitas pasar.
1.     
Kondisi yang diperlukan untuk
maksimalisasi keuntungan
            Langkah pertama monopolis adalah
untuk memilih tingkat hasil yang optimal. Monopoli, seperti setiap perusahaan,
memaksimalkan laba dengan mengoperasikan mana pendapatan marjinal sama dengan
biaya marjinal.
            Fungsi keuntungan monopoli adalah
 
 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
              
 
 
    
 
  ,
dimana R(Q) adalah fungsi pendapatan dan C(Q) fungsi biaya. Kondisi yang diperlukan monopoli
untuk memaksimalkan laba ditemukan dengan memilih output Q sama dengan turunan
dari fungsi keuntungan dengan sama dengan nol:
            Di
mana dR/dQ = MR adalah pendapatan fungsi marjinal dan dC/dQ = MC adalah fungsi
biaya marjinal. Dengan demikian, persamaan di atas dibutuhkan monopoli untuk
memilih bahwa tingkat output Q sedemikian rupa sehingga pendapatan marjinal
sama dengan biaya marjinal : MR(Q*) = MC(Q*). 
Kondisi
yang cukup untuk memberikan keuntungan maksimum memerlukan bahwa kedua turunan
dari keuntungan berfungsi sehubungan dengan output menjadi negatif. 
            Dimana
d2R/dQ2 turunan kedua dari fungsi pendapatan sehubungan
dengan Q dan d2C/ dQ2 adalah turunan kedua dari fungsi
biaya. Menurut definisi, d2R/dQ2 = dMR/dQ adalah slope
dari kurva pendapatan marjinal. Demikian pula, d2C/dQ2 =
dMC/dQ adalah slope kurva biaya marjinal. Dengan demikian, persamaan di atas membuktikan
bahwa termasuk kriteria titik Q*, slope kurva pendapatan marjinal menjadi
kurang dari kurva biaya marjinal: d2R(Q*)/dQ2 < d2C
(Q*)/dQ2 atau dMR (Q*) /dQ < dMC(Q*) / dQ. Biasanya, kondisi ini
sudah bertemu karena kurva biaya marjinal konstan atau meningkat dengan output
(dMC/dQ ≥ 0) dan kurva penerimaan marjinal monopoli miring ke bawah (dMR/dQ
< 0).
Gambar 1: Maksimalisasi laba
2.     
Rugi jangka Pendek dan keputusan
Menutup Usaha. 
Monopolis
tidak dijamin pasti memperoleh laba. Monopolis adalah penjual tungga atas suatu
barang tanpa subsitusi yang dekat, tetapi permintaan terhadap barang tersebut
mungkin tidak cukup besar untuk menghasilkan laba ekonomi baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.  Banyak
produk baru terlindung dari persaingan langsung karena adanya paten, dan memang
sebagian besar produk yang dipatenkan tidak menarik cukup banyak pembeli untu
dapat tetap beroperasi. Dan bahkan monopolis yang semula memperoleh laba dapat
saja kemudian menderita rugi karena adanya kenaikan biaya, penurunan
permintaan, atau masuknya produsen baru atas barang yang sama. Sebagai contoh,
coleco produsen yang semula memproduksi boneka cabbage Patch secara masal
bangkrut setelah demam atas boneka tersebut mereda. Dan Cuisinart, perusahaan
yang memperkenalkan pemroses makanan pada awal tahun 1980-an tidak lama kemudin
menghadapi  banyak peniru dan bangkrut
sebelum  akhir dekade tersebut. Dalam
jangka pendek, monopolis yang meminimalkan rugi seperti  juga perusahaan dalam persaingan sempurnah
yang meminimalkan rug harus memutuskan untuk tetap berproduksi atau menutup
usaha.  Jika harganya dapat menutup biaya
variabel rata-rata maka perusahaan akan tetap beroperasi. Jika harga tidak
dapat menutup  biaya variabel rata-rata
perusahaan menutup usaha setidaknya dalam jangka pendek. 
Minimisasi
rugi dapat digambarkan secara grafis dalam gambar 1, yaitu pada saat kurva
biaya marginal memotong kurva penerimaan marginal pada titik e. spade tingkat
output ekuilibrium (Q), harga (p) bertemu pada kurva permintaan pada titik b.
harga tersebut melebihi biaya variabel rata-rata dan dapat menutup sebagian
biaya tetap rata-rata , monopolis akan menanggung rugi yang lebih kecil bila
berproduksi pada tingkat output Q dibandingkan bila menutup usaha. Kerugian per
berlian adalah ab. Yaitu biaya total rata-rata dikurangi penerimaan rata-rata
(atau harga). Rugi total yang ditunjukan oleh segiempat berarsir, adalah rugi
rata-rata per berlian. ab, dikalikan jumlah terjual, Q. perusahaan akan menutup
usaha jika kurva biaya variabel rata-rata berada di atas kurva permintaan, atau
kurva penerimaan rata-rata pada pada semua tingkat output. Ingat bahwa untuk
perusahaan dalam persaingan sempurna bagian kurva marginal yang terletak pada
dan lebih besar daripada kurva biaya variabel rata-rata menunjukan jumlah yang
ditawarkan perusahaan pada setiap tingkat harga. Jadi, bagian dari kurva biaya
marginal tersebut mencerminkan kurva penawaran pesaing dalam persaingan
sempurna. Berbeda dengan perusahaan dalam persaingan sempurna, penerimaan
marginal monopolis tidak sama dengan harga. Harga pada tingkat output yang
memaksimalkan laba (meminimalkan rugi), terletak pada kurva permintaan, yang
terletak di atas kurva penerimaan marginal dan biaya marginal pada tingkat
output tersebut. Perpotongan antara kurva biaya marginal dan penerimaan
marginal monopolis menunjukan kuantitas yang dapat memaksimalkan laba (atau
meminimalkan rugi); tetapi harganya harus di dapat dari proyeksinya pada kurva
permintaan. Jadi, semua titik sepanjang kurva biaya marginal monopolis tidak
menunjukan kombinasi harga kuantitas seperti yang terdapat pada persaingan
sempurna. Tidak ada kurva yang mencerminkan kombinasi harga kuantitas yang
ingin dan mampu ditawarkan oleh monopolis, sehingga tidak ada kurva penawaran
monopolis.
Gambar 2: Minimalisasi rugi
3.     
Pendapatan
marjinal dan kurva permintaan 
            Pendapatan marjinal perusahaan pada kurva permintaan. Kurva
pendapatan marjinal monopoli miring ke bawah dan terletak di bawah kurva
permintaan berapapun kuantitas yang positif karena kurva permintaan yang miring
ke bawah. Alasan berikut berlaku untuk setiap perusahaan yang kurva permintaan menghadap
miring ke bawah tidak terkecuali untuk monopoli.
            Fungsi
invers permintaan monopoli menunjukkan harga yang diterima untuk menjual dengan
jumlah tertentu p(Q). Harga p(Q) adalah monopoli rata-rata pendapatan untuk
sejumlah tertentu Q. Fungsinya pendapatan adalah harga satu unit dikali harga
per unit: R(Q) = P (Q)Q.
Untuk
menggunakan produk aturan diferensiasi, kita dapat menulis pendapatan marjinal monopoli
berfungsi sebagai berikut:
Istilah
pertama pada sisi kanan dari persamaan di atas p(Q), adalah harga atau
pendapatan rata-rata. Istilah yang kedua adalah lereng kurva permintaan, dp(Q)/dQ,
pada waktu jumlah unit yang terjual Q. Karena kurva invers permintaan monopoli
miring ke bawah, dp(Q)/dQ < 0, ini istilah kedua adalah negatif. Dengan
demikian, dengan kuantitas positif yang diberikan, pendapatan marjinal monopoli
adalah kurang dari harga atau rata-rata pendapatan oleh [dp (Q) / dp]Q. Itu
adalah kurva penerimaan marjinal monopoli yang terletak di bawah invers kurva
permintaan berapapun kuantitas positif.
Gambar
pertama  menggambarkan alasan marjinal
pendapatan monopoli kurang dari harga. Monopoli, yang awalnya menjual unit Q di
p1, dapat meningkatkan tambahan satu unit dalam setiap menjual oleh
satu unit untuk Q + 1 dengan menurunkan harga untuk p2.
Awal
pendapatan monopoli adalah R1 = p1(Q = A + C. Ketika
menjual satu unit tambahan, pendapatan adalah R2 = p2 (Q
+ 1) = A + B. Dengan demikian, pendapatan marjinal dari menjual satu unit
tambahan adalah  
MR
= R2 – R1
= (A + B) – (A + C) = B – C.
Monopoli
menjual unit tambahan output pada harga baru p2, jadi itu keuntungan
tambahan pendapatan dari yang terakhir unit dari B = p2 x 1 = p2,
yang sesuai dengan istilah p(Q) dalam persamaan di atas. Karena itu harus
menurunkan harga monopoli kehilangan perbedaan antara harga baru dan harga
asli, ∆p (p2-p1), Q unit ini awalnya dijual, C = ∆pQ,
yang sesuai dengan istilah (dp/dQ) Q dalam persamaan di atas. Dengan demikian,
pendapatan marjinal monopoli, B – C = p2 - C, adalah kurang dari
harga biaya dengan jumlah yang sama ke daerah C.
Secara
umum, hubungan antara pendapatan marjinal dan kurva permintaan tergantung pada
bentuk kurva permintaan. Untuk semua kurva permintaan linier, hubungan antara
pendapatan marjinal dan kurva permintaan adalah sama.
Gambar 1: rata-rata dan marjinal pendapatan
C.   
Monopoli dan Alokasi Sumber
Daya    
Jika
perusahaan tidak lebih rakus dibandingkan perusahaan dalam persaingan sempurnah
(karena keduanya memaksimalkan laba), jika monopolis tidak menetapkan harga
setinggi mungkin, dan jika monopolis tidak dijamin memperoleh laba, lalu apa
masalahnya? Untuk memahami prmasalahan tersebut kita akan membandingkan
monopoli dengan tolok ukur pada bab sebelumnya, yaitu persaingan sempurna.  
Gambar 3: Alokasi sumber daya
1.     
Harga dan output dalam Persaingan
Sempurna
Marilah
kita mulai dengan harga dan output ekuilibrium jangka panjang dari suatu pasar
persaingan sempurna. Misalkan kurva penawaran pasar jangka panjang dalam
persaingan sepurnah adalah horizontal seperti, oleh S atau MC pada gambar 3.
Mengingat ini adalah industri dengan biaya konstan, kurva penawaran jangka
panjang  yang horizontal juga menunjukan
biaya marginal dan biaya total rata-rata pada setiap tingkat output. 
Ekuilibrium
jangka panjang dalam persaingan sempurna terjadi pada titik e ketika permintaan
pasar dan penawaran pasar berpotongan untuk menghasilkan harga p dan kuantitas
Q. Ingat bahwa kurva permintaan mencerminkan manfaat marginal dari setiap
output yang dibeli. Dalam ekuilibrium persaingan sempurna, manfaat marginal ini
juga sama dengan biaya marginal bagi masyarakat dari produksi unit terakhir
yang terjual. Karena konsumen mampu membeli 
Q unit pada harga p  maka mereka
menikmati manfaat neto dari konsumsi atau surplus konsumen yaitu, ditunjukkan
oleh segitiga berarsir pea.
2.     
Harga dan output dalam monopoli 
Bila
di dalam industri hanya ada satu perusahaan, kurva permintaan industri juga
merupakan kurva permintaan yang dihadapi monopolis, sehingga harga yang
ditetapkan oleh monopolis menentukan jumlah terjual. Karena kurva permintaan
monopolis mempunyai kemiringan negatif, maka kurva penerimaan marginal juga berslope
negatif sepeti ditunjukan oleh MR pada gambar 3. Misalkan monopolis dapat
berproduksi pada biaya rata-rata jangka panjang yang sama dengan industri dalam
persaingan persaingan sempurna. Monopolis memaksimalkan laba dalam jangka
panjang dengan cara menyamakan biaya marginal dengan penerimaan marginal.  Biaya marginal sama dengan penerimaan
marginal pada titik b, sehingga menghasilkan output ekuilibrium Q’ dan harga P’.
Surplus konsumen pada harga tersebut adalah segitiga p’e’a. 
3.     
Efek Alokasi dan Distributif  
Perhatikan
efek alokasi dan distributif dalam monopoli dan persaingan sempurna. Pada
gambar 3, monopolis memperoleh laba ekonomi sebesar  segiempat 
pbe’p’ surplus konsumen dalam persaingan sempurna adalah segitiga besar
p’e’a yang dalam kasus ini hanya seperempat dari persaingan sempurna. Dengan
membandingkan situasi dalam monopoli dengan persaingan sempurna. Anda dapat
melihat bahwa laba ekonomi dalam monopoli seluruhnya berasal dari surplus
konsumen dalam persaingan sempurna. Karena segiempat laba mencerminkan transfer
dari surplus konsumen menjadi laba 
monopoli, jumlah yang ditransfer tersebut tidak hilang dalam masyarakat,
sehingga bukan merupakan kerugian kesejahteraan akibat monopoli. 
Perhatikan
bahwa surplus konsumen telah berkurang sebesar segiempat laba. Konsumen juga
telah kehilangan segitiga bee’, yang semula merupakan bagian dari surplus
konsumen dalam persaingan sempurna. Segitiga bee’ disebut dengan deadweight
loss, atau kerugian kesejahteraan (welfare loss) akibat adanya monopoli ini
merupakan kerugian bagi konsumen yang hilang dan tidak berpindah ke pihak
manapun. Segitiga bee’, mengukur penurunan kesejahteraan akibat kenaikan harga
dan penurunan output dalam 
monopoli.  Segitiga ini merupakan
deadweight loss karena memainkan surplus konsumen yang hilang melalui sejumlah
unit output yang tidak diproduksi.  
D.   
Model Diskriminasi Harga  
Dalam
model monopoli yang sejauh ini sudah kita bicarakan untuk meningkatkan
penjualan output, monopolis harus menurunkan harga untuk semua output yang
dijual.  Pada kenyataannya, monopolis
kadangkala dapat meningkatkan laba dengan menetapkan harga lebih tinggi  untuk orang yang menilai barang tersebut
lebih tinggi. Penetapan harga yang berbeda untuk konsumen yang berbeda atas
barang yang sama dikenal sebagai diskriminasi harga. Sebagai contoh, beberapa
perusahaan menawarkan diakon untuk orang tua. Anak-anak membayar lebih rendah
untuk acara olahraga, film, permainan dan pertunjukan lain. Sebagai mahasiswa,
anda juga mendapatkan murah untuk berbagai jenis produk. Perusahaan memberikan
harga lebih rendah untuk  kelompok
tertentu karena kebijakan tersebut dapat meningkatkan laba. Marilah kita lihat
cara dan alasanya. 
a.     
Syarat  menerapkan diskriminasi harga
Untuk
menerapkan diskriminasi harga syarat-syarat tertentu harus dipenuhi. Pertama,
kurva permintaan atas produknya harus mempunyai kemiringan negatif, yaitu
menunjukan bahwa produsen adalah price searcher (perusahaan mempunyai kekuatan
pasar atau kendali atas harga). Kedua, paling tidak harus ada dua kelompok
konsumen dengan elastisitas  permintaan
yang berbeda. Ketiga, produsen harus mampu dengan biaya rendah mengidentifikasi
masing-masing kelompok dan kemudian menetapkan harga yang berbeda – beda untuk
masing – masing kelompok. Akhirnya produsen harus mampu mencegah orang yang
menerima harga lebih rendah tersebut menjual kembali produk yang telah dibeli
kepada orang yang membayar lebih tinggi. 
b.     
Contoh Diskriminasi Harga 
Marilah
kita memperhatikan beberapa contoh tentan diskriminasi harga. Karena pelaku
bisnis menghadapi permintaan perjalanan dan konsumsi yang tidak dapat
diperkirakan dan mendesak, dan juga karena pengeluaran semacam itu didanai oleh
perusahaan, pelaku bisnis kurang peka terhadap perubahan harga perjalanan dan
komunikasi dibandingkan rumah tangga. Dengan kata lain, pelaku bisnis mempunyai
elastisitas permintaan atas perjalanan bisnis dan penggunaan telepon yang lebih
rendah dibandingkan rumah tangga, sehingga jasa penerbangan dan telepon mencoba
untuk memaksimalkan laba dengan menetapkan harga bagi pelaku bisnis yang lebih
tinggi daripada bagi pelanggan rumah tangga. 
Tetapi bagaimana cara perusahaan
membedakan berbagai kelompok pelanggan? Perusahaan telepon mampu mengelompokan
pelanggan dan kemudian menetapkan tariff yang berbeda  atas dasar waktu penggunaan jasa
telepon.  Tarif jarak jauh kadangkala
lebih tinggi untuk jam kerja normal daripada untuk malam hari dan akhir minggu
yaitu pada saat pelanggan rumah tangga menggunakan jasa telepon tidak untuk
tujuan bisnis (sehingga diasumsikan mempunyai elastisitas harga yang lebih
tinggi). Perusahaan penerbangan berusaha membedakan antara pelanggan bisnis dan
pelanggan rumah tangga atas dasar cara – cara pembelian tiket. Rumah tangga
biasanya merencanakan perjalanan jauh hari sebelumnya dan sering kali pada  sabtu malam. Rumah tangga lebih luwes dalam
hal waktu untuk melakukan perjalanan dan juga lebih peka terhadap harga
dibandingkan pelaku bisnis. Perjalanan bisnis cenderung lebih sulit
diperkirakan, lebih mendesak dan jarang pada akhir minggu. Perusahaan
penerbangan membedakan antara perjalanan bisnis dan liburan dengan cara
memberikan persyaratan bahwa tiket super murah hanya dapat dibeli jauh hari
sebelum perjalanan dan perjalanannya juga harus melewati hari sabtu. 
Taman
rekreasi besar, seperti Disney World, seringkali memandang pelanggan sebagai
terdiri dari dua kelompok berbeda dengan elastisitasnya masing-masing warga
setempat dan pendatang. Pendatang biasanya, mengeluarkan banyak uang untuk
penerbangan dan datang dari jauh khusus untuk ke Disney World, sehingga mereka
kurang peka terhadap harga tanda masuk dibandingkan warga setempat. Warga
setempat dapat datang ke situ kapan saja. Masalahnya adalah bagaimana cara
untuk menetapkan harga lebih rendah bagi warga setempat. Taman rekreasi
tersebut melakukannya dengan cara meyediakan kupon diskon yang tersedia di
tempat – tempat usaha setempat, seperti di binatu, yang biasanya tidak
dikunjungi oleh wisatawan.
c.      
Jenis-jenis diskriminasi harga
1)     
Diskriminasi harga derajat 1
Diskriminasi
harga derajat 1 dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbeda-beda untuk
setiap konsumen berdasarkan reservation price (Willingness To Pay)
masing-masing konsumen dibedakan pada kemampuan daya beli masing-masing
konsumen. Contoh: seorang dokter memberlakukan tarif konsultasi yang
berbeda-beda pada setiap pasiennya. Diskriminasi harga derajat 1 juga
dijelaskan kedalam grafik yang tersaji pada gambar 4.
Gambar 4. Grafik Diskriminasi Harga Derajat 1
Pada
gambar 4 menjelaskan tentang grafik diskriminasi harga derajat 1. Pada grafik
tersebut terdapat hubungan antara P (harga) dan Q (output) yang dimisalkan
harga terdapat P1, P2 dan P3 dan output terdapat Q1, Q2 dan Q3. Pada grafik
terlihat apabila P tinggi maka Q rendah. Hal ini apabila dikaitkan pada
kemampuan daya beli konsumen berarti apabila produsen menawarkan harga yang
tinggi maka terdapat sedikit konsumen yang akan membeli produk tersebut. Dan
begitu sebaliknya, apabila produsen menawarkan harga yang rendah maka terdapat
banyak konsumen yang dapat membeli barang tersebut. Jadi, dalam hal ini
perusahaan harus mengetahui kemampuan daya beli pada masing-masing konsumen.
Diskriminasi
harga derajat 1 dapat merugikan konsumen karena terdapat surplus konsumen yang
diterima oleh produsen, biaya yang harusnya diterima oleh konsumen namun
menjadi milik konsumen. Diskriminasi harga derajat 1 juga disebut perfect price
discrimination karena memperoleh surplus konsumen paling besar.
2)     
Diskriminasi harga derajat 2
Diskriminasi
harga derajat 2 dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbeda-beda pada
jumlah batch atau lot produk yang dijual. Diskriminasi harga ini dilakukan
karena perusahaan tidak memiliki informasi mengenai reservation price konsumen.
Contoh: perbedaan harga per unit pada pembelian grosir dan pembelian eceran,
pembeli yang membeli mie instan 1 bungkus dan 1 kardus akan berbeda harganya.
Diskriminasi harga derajat 2 juga dijelaskan kedalam grafik yang tersaji pada
gambar 5.
Gambar 6. Grafik Diskriminasi Harga derajat 2
Pada
gambar 6 diatas menjelaskan tentang diskriminasi harga derajat 2. Pada grafik
tersebut pelaku usaha menetapkan harga (P1, P2 dan P3) berdasarkan jumlah
konsumsi.
Kebijakan ini dapat meningkatkan
kesejahteraan konsumen karena jumlah output bertambah dan harga jual semakin
murah. Hal ini dikarenakan pelaku usaha menggunakan sistem perbedaan harga per
unit pada pembelian grosir dan pembelian eceran. Harga eceran lebih tinggi dari
pada harga per pak, sehingga konsumen lebih baik membeli barang langsung per
pak daripada membeli barang eceran.
3)     
Diskriminasi harga derajat 3
Diskriminasi
harga derajat 3 dilakukan dengan cara menerapkan harga yang berbeda untuk
setiap kelompok konsumen berdasarkan reservation price masing-masing kelompok
konsumen. Diskriminasi harga derajat 3 dilakukan karena perusahaan tidak
mengetahui reservation price masing-masing konsumen, tapi mengetahui
reservation price kelompok konsumen. Kelompok konsumen dapat dibedakan atas
lokasi, geografis, maupun karakteristik konsumen seperti umur, jenis kelamin,
pekerjaan, dan lain-lain. Contoh : barang yang dijuala di pedesaan dan di
perkotaan akan berbda harganya. Diskriminasi harga derajat 3 juga dijelaskan
kedalam grafik yang tersaji pada gambar 7.
Gambar 7. Grafik Diskriminasi Harga Derajat 3
Pada
gambar 7 diatas menjelaskan tentang grafik diskriminasi harga derajat 3.
Diskriminasi harga ditetapkan berdasarkan perbedaan elastisitas harga.
Permintaan yang lebih inelastis dikenakan harga yang lebih tinggi.
BAB III
PENUTUP
A.   
Kesimpulan
1.      Entry
barrier adalah hal-hal
yang menghalangi suatu perusahaan masuk ke dalam pasar persaingan karena pasar
sudah dikuasai oleh perusahaan monopoli.
2.      Maksimalisasi laba terjadi ketika
pendapatan marjinal (MR) berpotongan dengan pengeluaran marjinal (MC) atau
MR=MC dan titik perpotongan berada di bawah garis permintaan(demand). Sedangkan minimalisasi kerugian
terjadi pendapatan marjinal (MR) berpotongan dengan pengeluaran marjinal (MC)
atau MR=MC namun titik perpotongan berada di atas garis permintaan(demand).
3.      Pasar monopoli mengakibatkan
kesejahteran yang seharusnya dimiliki oleh konsumen (surplus konsumen) hilang
karena adanya ketetapan harga dari perusahan monopoli serta menimbulkan nilai
yang hilang (Dead Weight Loss).
4.      Diskriminasi harga merupakan
strategi perusahaan monopoli dalam mengambil seluruh surplus konsumen demi
keuntungan dan terdapat 3 strategi yaitu:
a.       Diskriminasi derajat 1
b.      Diskriminasi derajat 2
c.       Diskriminasi derajat 3
Daftar Rujukan
Pindyck, Robert.S dan Rubinfeld,
Daniel.L. 2007. Mikroekonomi, Edisi Keenam,       Jilid 2. PT.Indeks. Jakarta.
Nicholson, W., 2003. Microeconomics:
Basic Principle and Extenssion. The Dryden Press, Chicago.
Lampiran
Contoh soal matematis kuntungan maksimum
Sebuah perusahaan monopoli memproduksi barang X memiliki
struktur biaya produksi yang ditunjukkan oleh persamaan; TC = 250 + 200Q – 10Q2
+ Q3. Persamaan kurva permintaan pasar terhadap produk (barang X)
yang dihasilkan oleh perusahaan monopoli tersebut adalah P = 500 – 10Q.
Berdasarkan informasi tersebut, tentukan:
Harga dan jumlah barang X yang harus dipilih perusahaan
monopoli agar tercapai kondisi keseimbangan perusahaan monopoli (perusahaan
tersebut diperoleh laba maksimum/rugi minimum).
Laba maksimum/rugi minimum perusahaan monopoli tersebut.
Jawaban :
Persamaan kurva permintaan individu perusahaan monopoli sama dengan persamaan kurva permintaan pasar, yaitu: P = 500 – 10Q. Karena di pasar monopoli hanya ada satu perusahaan yang beroperasi.
Harga dan jumlah barang pada kondisi keseimbangan perusahaan monopoli tercapai pada saat MR = MC.
MR = ∂TR/∂Q
TR = P x Q = (500 – 10Q)Q = 500Q – 10Q2
MR = ∂TR/∂Q = 500 – 20Q
TC = 250 + 200Q – 10Q2 + Q3
MC = ∂TC/∂Q = 200 – 20Q + 3Q2
500 – 20Q = 200 – 20Q + 3Q2
3Q2 = 300
Q2 = 100
Q = ± 10
Persamaan kurva permintaan individu perusahaan monopoli sama dengan persamaan kurva permintaan pasar, yaitu: P = 500 – 10Q. Karena di pasar monopoli hanya ada satu perusahaan yang beroperasi.
Harga dan jumlah barang pada kondisi keseimbangan perusahaan monopoli tercapai pada saat MR = MC.
MR = ∂TR/∂Q
TR = P x Q = (500 – 10Q)Q = 500Q – 10Q2
MR = ∂TR/∂Q = 500 – 20Q
TC = 250 + 200Q – 10Q2 + Q3
MC = ∂TC/∂Q = 200 – 20Q + 3Q2
500 – 20Q = 200 – 20Q + 3Q2
3Q2 = 300
Q2 = 100
Q = ± 10
Jumlah barang yang dapat dipilih dari penyelesaian secara
sistematis adalah Q = - 10 dan Q = 10. Jumlah barang yang tidak mungkin
bernilai negative, maka jumlah barang keseimbangan perusahaan monopoli adalah
10 unit.
Harga keseimbangan perusahaan monopoli dapat ditentukan dengan memasukkan jumlah barang (Q) ke dalam persamaan permintaan perusahaan monopoli, yaitu:
P = 500 – 10Q
= 500 – 10(10)
= 400
Menentukan keuntungan maksimum/kerugian minimum.
π = TR – TC
TR = P x Q
= 400 (10)
= 4.000
TC = 250 + 200Q – 10 Q2 + Q3
= 250 + 200(10) – 10(10)2 + (10)3
= 2.250
π = 4.000 – 2.250
= 1.750
Besarnya π adalah positif. Ini berarti perusahaan monopoli memperoleh keuntungan maksimum pada produksi barang X sebanyak 10 unit dan harga barang X sebesar 400.
Harga keseimbangan perusahaan monopoli dapat ditentukan dengan memasukkan jumlah barang (Q) ke dalam persamaan permintaan perusahaan monopoli, yaitu:
P = 500 – 10Q
= 500 – 10(10)
= 400
Menentukan keuntungan maksimum/kerugian minimum.
π = TR – TC
TR = P x Q
= 400 (10)
= 4.000
TC = 250 + 200Q – 10 Q2 + Q3
= 250 + 200(10) – 10(10)2 + (10)3
= 2.250
π = 4.000 – 2.250
= 1.750
Besarnya π adalah positif. Ini berarti perusahaan monopoli memperoleh keuntungan maksimum pada produksi barang X sebanyak 10 unit dan harga barang X sebesar 400.
   
TC=100-5Q+Q2, maka MC=2Q-5
P=55-2Q, maka TR=(55-2Q)Q ==> 55Q-2Q2
MR= 55-4Q
  
Profit maksimal jika MC=MR, maka
2Q-5 = 55-4Q
Q= 10
  
P=55-2Q, maka TR=(55-2Q)Q ==> 55Q-2Q2
MR= 55-4Q
Profit maksimal jika MC=MR, maka
2Q-5 = 55-4Q
Q= 10
  
P=55-2Q
P=55-2(10)=35
P=55-2(10)=35
Saga Food company menghasilkan satu
jenis makanan (frozen dinner) yang dijual secara langsung ke konsumen (pasar1)
dan restoran (pasar2) Fungsi permintaan dari pasar 1 dan pasar 2 sbb:
Q1 = 160-10P1
Q2 = 200-20P2
Fungsi biaya (TC) = 120 + 4Q
Jawab:
Q1 = 160 - 10 atau P1 = 16 - 0,1Q1 dan MR1 = 16 - 0,2Q1
Q2 = 200 - 20 atau P2 = 20 - 0,2Q2 dan MR2 = 20 - 0,4Q2
Dengan diskriminasi harga tingkat ke 3 maka untuk memaksimalkan laba kondisi laba yg harus dipenuhi adalah:
MR1 = MR2 = MR = MC
MC = ∆TC/∆Q = 4
MR1 = MC
16 - 0,2Q1 = 4
0,2Q1 = 12
Q1 = 60
MR2 = MC
20 - 0,4Q2 = 4
0,4Q2 = 16
Q2 = 40
Q1 = 160-10P1
Q2 = 200-20P2
Fungsi biaya (TC) = 120 + 4Q
Jawab:
Q1 = 160 - 10 atau P1 = 16 - 0,1Q1 dan MR1 = 16 - 0,2Q1
Q2 = 200 - 20 atau P2 = 20 - 0,2Q2 dan MR2 = 20 - 0,4Q2
Dengan diskriminasi harga tingkat ke 3 maka untuk memaksimalkan laba kondisi laba yg harus dipenuhi adalah:
MR1 = MR2 = MR = MC
MC = ∆TC/∆Q = 4
MR1 = MC
16 - 0,2Q1 = 4
0,2Q1 = 12
Q1 = 60
MR2 = MC
20 - 0,4Q2 = 4
0,4Q2 = 16
Q2 = 40
Harga yang harus dibebankan oleh
perusahaan untuk produk di setiap pasar adalah:
P1 = 16 - 0,1Q1
= 16 - 0,1(60) = 10
P2 = 20 - 0,2Q2 =
20 - 0,2(40) = 14
Sehingga,
TR1
= P1 Q1 = 10x60 = 600
TR2
= P2 Q2 = 14x40 = 560
Dan
TR = TR1 + TR2 = 600 + 560 =
1160
Biaya Total adalah
TC = 120 + 4Q = 120 + 4(Q1+Q2)
TC = 120 +
4(60+40)
TC = 520
Laba Total
Perusahaan
Π = TR – TC
Π = 1160 – 520
Π = 640
Jadi dengan
melakukan diskriminasi harga perusahaan akan mendapatkan laba maks sebesar 640
Apabila
perusahaan tidak melakukan diskriminasi harga maka perusahaan akan menjual
produknya di dua pasar tersebut dengan harga yang sama yaitu,
P1 =
P2 = P, sehingga
Q = Q1
+ Q2 
Q = 160 10P1
+ 200 – 20P2
Q = 360 – 30P
Sehingga
30P = 360 - Q
P= 12 – 0,0333Q
TR= PQ = (12 –
0,0333Q)Q = 12Q – 0,03333Q2
MR = ∆TR/∆Q = 12 –
0,0667Q
Untuk memaksimumkan harga syaratnya
MR=MC, sehingga
12 – 0,0667Q =
4
0,0667Q = 8
Q = 119,9
dibulatkan 120
Pada Q = 120
maka
P = 12 –
0,0333Q 
P = 12 –
0,333(120) 
P = 12 – 2,997
P = 9
Sehingga,
TR = PQ 
TR = (9)(120) 
TR = 1080
TC = 120 + 4Q
TC = 120 +
4(120)
TC = 600
Maka Laba Maks
Π = TR – TC
Π = 1060 – 600
Π = 560
Jadi apabila
perusahaan tidak melakukan diskriminasi harga maka perusahaan akan mendapatkan
laba maks sebesar 560
 
No comments:
Post a Comment